Engkau kembali lagi ke kota. Menjauhi hikayat lumpur dan kunang-kunang. Meninggalkan kabut yang menyungkup pekarangan. Serta nyanyian bocah-bocah yang memantul dari tanah yang lapang. Orkesta seruling jerami tlah memahat tubuhmu dalam ingatannya. Seperti aku mengingat pematang sawah yang becek. Karena di sana tawamu terjerembab sepanjang musim.
Cuaca yang merubah pijakmu, membawa rambutmu dari kedalaman lubuk. Di sungai yang tak pernah kering. Gubuk yang terbengkalai adalah nyanyian rindu, sekumpulan burung gereja. Yang terbang saat senja tiba. Pohon-pohon menjadi kota bagi kerinduannya yang mulai terbenam. Bersama mentari di hatimu.
Cirebon 22 Desember
…
Sebaris Puisi Yang Kukemas Rapi
Sebaris puisi yang kukemas rapi. Aku kirim lewat hujan. Curah yang mungkin kau dengar adalah rindu. Yang memangku jemarimu dari waktu ke waktu. Sunyi lelah bertapa dalam jantungku. Maka perkenanlah sebaris puisi yang kukemas rapi menemanimu. Agar mawar yang menitip matamu menebarkan semerbak hatimu.
Sebaris puisi yang kukemas rapi. Telah kukirim lewat angin. Agar kesegaran yang berhambur dari tubuhmu menyelinap diam-diam dalam benakku. Lalu memudarkan gulungan hitam sebuah tikungan menuju butiran keningmu. Pada kilaunya yang menetap sebagai piala. Ada kebun-kebun yang menebarkan aroma bunga. Aku menanamnya dalam kecupanku.
Sebaris puisi yang kukemas rapi...
Cirebon 20 maret '11
…
Sebelum Aku Mencintaimu
Sebelum aku mencintaimu. Aku tlah jatuh hati pada puisi, bunga-bunga, juga pohon-pohon yang hatiku tumbuh sebagai akarnya.
.2011
...
Olan Sanseviera : Seorang pencinta tanaman bunga dari Cerbon, info selain itu ada di sekujur puisi-puisinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H