Pengkajian Hati
Nina Sulistiati
Hari ini umurku berkurang satu
terkikis waktu tanpa bisa kutahan,
seperti air yang menempati sungai
dihanyutkan arus ke batas zaman.
Langit menyapa dalam keteduhan
mengingatkanku pada janji semesta
tiap detik yang berlalu luruh
takkan bisa kembali, hanya tersisa masa
Hari ini umurku berkurang satu
berharap hikmah hidupku bertambah
tak sekadar hitungan yang terus berlalu
Jejak- jejak kebaikan tertinggal penuh makna
Biarkan aku melangkah lagi
Kuingin waktu tak berlalu sia-sia
Langkah-langkahku meniti di koridor waktu
terus menjauh, meninggalkan aneka rasa
Hari lahir cermin  perjalanan waktu
mengisahkan tiap detik,menit, hari, tahun
berlalu, tak hanya kisah berbaur bahagia
pun kisah lara nan pilu menyatu
Hari ini umurku berkurang satu
laksana lilin yang redup perlahan
api kecilnya tetap menerangi
meski lelehannya pertanda kehilangan.
Hadir tanya pada bayangan diri
apakah hidupku sudah berarti?
Ataukah  jejak hidup hanya eporia
tanpa makna, tanpa guna?
Jika waktu hadir mengikis asa
hanya doa dan pinta yang menguatkan
karena hidup bukan sekadar hitungan
Hidup bermanfaat yang terus ditanamkan.
Hari ini umurku berkurang satu
aku ingin berguna bagi sesama
hadirkan nur dalam gelap kehidupan
agar langkahku tak hilang tinggal kenangan
Hari ini umurku berkurang satu
kuamati jejak yang tertinggal
Apakah langkahku bermakna utuh
atau hanya bayang yang mudah pudar?
Angin berbisik di ujung senja
Ada tanya saat kukaji  janji-janji hati
Berapa yang kutepati atau terbang hilang tak pasti?
Apakah ku mampu memberi makna bagi sesama?
Hidup adalah lembaran kisah panjang
Apa yang tertulis di halaman hari ini?
Puji dan syukur atas nikmat Sang Pencipta
atau keluh gelisah, serta dosa-dosa yang tercipta?
Saat kutatap wajah dalam cermin
ada kerut-kerut kecil mulai hadir tak izin
ada tawa ceria yang sempat merona
ada duka yang mengendap dalam atma
Bila esok saatnya aku kembali,
akankah aku pergi tanpa sesal?
Ataukah tersisa asa yang kupupuk,
agar namaku dikenang dalam kebaikan?
Biarkan nur iman menuntunku
agar tak tersesat di persimpangan
karena hidup hanyalah titipan
dan ajal datang tanpa peringatan
Biarkanlah kujalani sisa waktu
dengan doa, bakti, dan kasih sayang
agar saat tiba masaku berlalu
hidupku tetap ada dalam kenangan Â
Cibadak, 31 Â Januari 2025
Kusembahkan puisi ini untukku sebagai muhasabah diri juga buat para sahabat yang berulang tahunÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI