Stunting adalah kondisi buruk yang menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan pada anak tidak maksimal. Masalah stunting ini menjadi masalah di seluruh pelosok dunia termasuk Indonesia.
Indikasi anak yang mengalami stunting adalah tinggi badan tidak sesuai dengan usianya, kemampuan kognitif yang rendah, dan kemampuan belajar yang tidak maksimal. Anak-anak yang mengalami stunting ini secara umum dapat terlihat dari pertumbuhan fisik yang tidak normal.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Indonesia, prevalensi stunting mencapai 21,6% pada tahun 2022. Angka ini masih jauh dari target pemerintah, yaitu penurunan hingga 14% pada tahun 2024. Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga mempengaruhi perkembangan kognitifnya, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap produktivitas di masa depan.
Masalah stunting ini menjadi masalah utama yang harus segera ditangani oleh semua pihak, khususnya pemerintah melalui Kementerian Kesehatan yang bekerja sama dengan instansi terkait. Mengapa masalah stunting ini harus segera ditangani? Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk produktif akan mencapai puncaknya pada tahun 2035. Para generasi muda yang kelak akan menjadi sumber daya manusia utama, harus dipersiapkan agar menjadi penduduk yang memiliki kualitas kesehatan yang prima, kemampuan intelektual tinggi, cerdas intelektual, cerdas emosional dan cerdas spiritual maksimal.
Berdasarkan hal tersebut beberapa upaya harus dilakukan oleh semua pihak agar bonus demografi tersebut dapat dijadikan investasi bagi bangsa Indonesia bukan malah menjadi beban negara.
Rumus A,B,C,D,E dalam menangani stunting di Indonesia
1. Asupan Gizi yang Seimbang
Asupan gizi yang seimbang merupakan dasar penting dalam pencegahan stunting. Anak-anak memerlukan nutrisi yang mencakup karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang cukup dan proporsional. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama dan dilanjutkan dengan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang berkualitas sangat penting untuk memastikan kecukupan gizi pada anak.
Penting juga untuk mengajarkan keluarga dan masyarakat tentang sumber-sumber makanan bergizi yang terjangkau dan lokal. Misalnya, konsumsi sayur-sayuran hijau, kacang-kacangan, telur, ikan, dan daging dapat meningkatkan kualitas gizi anak. Selain itu, suplemen vitamin dan mineral, seperti zat besi dan vitamin A, juga dibutuhkan terutama pada kelompok yang rentan terhadap kekurangan gizi.
Para remaja dan bumil hendaknya aktif minum ttd (tablet tambah daerah). Pemberian ttd tersebut bekerja sama dengan sekolah untuk para remaja sedangkan bumil bisa bekerja sama dengan Posyandu.
Tujuan utama pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri adalah untuk mencegah dan mengatasi anemia, khususnya anemia defisiensi zat besi, yang sering terjadi pada kelompok tersebut. Anemia pada remaja putri dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk menstruasi yang teratur, pola makan yang kurang seimbang, serta kebutuhan zat besi yang meningkat seiring dengan pertumbuhan.