Monolog Cinta
Nina Sulistiati
Nak, kerap aku bertanya pada semesta,
bagaimana rasanya hidup dalam kesunyian, Â
semua rangkaian kata dan dendang merdu buluh perindu Â
Hanya berlalu tanpa makna
merayap dalam diam dan kebisuan
Aku sering memandang  saat lena
Wajahmu teduh, tenang tanpa gelisah. Â
Binar asa terlukis di senyum manismu,
meski lara dan nestapa kerap terlihat samar
Kau tak pernah mendengar angin berdesir
atau rintik  hujan yang jatuh satu-satu,
nada-nada rindu berlalu sendu
Hanya kesunyian mendera atma
Mungkin duniamu sunyi
Tapi percayalah, aku belajar berbicara dalam diam, Â
Menganyam cinta dalam gerakan Â
Menyentuh jiwamu dengan pelukan
Sebab kita tak butuh kata untuk saling memahami
Setiap malam, aku tengadakan tangan memohon pada-Nya
Bukan agar kau menjadi seperti mereka Â
Tapi agar kau tetap kuat, Â menghadapi setiap luka
Agar kau tahu, meski dunia ini tak selalu ramah Â
Aku akan selalu ada, tak peduli seberapa sunyi harimu
Nak, kamu adalah cahaya dalam kehidupanku, Â
Meski suaramu tak pernah menyapa pagi, Â
Aku mendengar gemuruh cinta dalam dadamu, Â
Setiap kali kau menatapku, Â
Aku tahu, kita saling memiliki.
Ada saat-saat ketika aku menangis, Â
Tak kuat melihatmu terdiam membisu
Tapi kau, dengan senyum kecilmu, Â
Selalu mengingatkanku, Â
Bahwa sunyi pun bisa menjadi tempat kita bercengkerama.
Aku dan kamu, nak, Â
Kita melangkah di jalan yang tak biasa, Â
Tapi bukankah cinta tak pernah memerlukan syarat? Â
Kau adalah bahagiaku, Â
Meski duniamu tak penuh suara.
Tak usah ada rasa gundah apalagi sesali iradah
Kau adalah keajaiban yang Tuhan titipkan padaku, Â
Di setiap napas, ada cinta yang mengalir untukmu
Aku akan  selalu membimbing, Â
Sampai waktu memanggilku pergi.