Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Satire "Tirani di Negeri Mimpi"

22 Agustus 2024   16:43 Diperbarui: 22 Agustus 2024   17:12 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar detik.com

Tirani di Negeri Mimpi

Nina Sulistiati

Dalam gedung kaum terhormat
Para penguasa berucap dalam untaian kata
menjual rakyat kecil untuk sebuah mimpi
namun, semua hanya sekadar janji-janji
kini rakyat mulai terlukai dan ternodai

Rantai janji yang tak terputus, melukai
mengikat rakyat dalam derita tiada henti
Mahasiswa mengguncang gerbang kekuasaan,
Menyerukan kebenaran yang lama dipendam dalam kebisuan
menyampaikan goresan amarah dalam tindakan

Mimpi sejahtera terbang bersama mega-mega
Tertinggal hanya lara yang makin terluka
Hukum laksana raja, bermuka dua,
Menunduk pada tahta, mengabaikan nista,
Keadilan terkubur dalam nisan palsu,
berpihak pada kaum bertabur harta

Sang penguasa tertawa, meneguk kuasa,
Merajut kesenjangan dengan tali dusta,
Masyarakat merintih di bawah kaki besi,
Yang menjulang tinggi di atas derita sehari-hari.

Di tengah ladang subur, rakyat lapar,
Menggenggam perut kosong takberisi
Namun, sang penguasa tersenyum manis,
Menikmati hidup dalam kelimpahan waris.

Legitimasi hukum bagai layar kosong,
Diisi sesuka hati oleh sang penjaga tong,
Rakyat hanyalah bidak di papan catur,
Dimainkan sesuka hati oleh raja yang kabur.

Rakyat dan mahasiswa berdiri dalam barisan,
Di jalanan berdebu menggemakan perlawanan.
Suara lantang bergema di udara,
Mengguncang gedung parlemen, meminta ruang
menuntut keadilan dan kepastian hukum yang sirna

Negeri ini bukan negeri dinasti
Negeri ini bukan milik pribadi
Negeri ini bukan negeri pemimpi
Negeri ini negeri demokrasi
Sejahtera, aman dan damai bukan sebuah mimpi
Kami butuh aksi bukan sekadar janji dan mimpi

Barikade berbaris di gedung parlemen
Mereka berdiri tegak, tak gentar
menyerukan suara hati dan nurani
mendobrak angkara yang penuh ambisi
yang dikemas rapi oleh segelintir pribadi
menodai demokrasi yang selalu dijunjung tinggi

Semangat penuh gelora bangkit
Mahasiswa berjuang tiada takut
menyuarakan keadilan dan legitimasi hukum
yang dibajak dan dinodai para petinggi

Cibadak, 22 Agustus 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun