Tirani di Negeri Mimpi
Nina Sulistiati
Dalam gedung kaum terhormat
Para penguasa berucap dalam untaian kata
menjual rakyat kecil untuk sebuah mimpi
namun, semua hanya sekadar janji-janji
kini rakyat mulai terlukai dan ternodai
Rantai janji yang tak terputus, melukai
mengikat rakyat dalam derita tiada henti
Mahasiswa mengguncang gerbang kekuasaan,
Menyerukan kebenaran yang lama dipendam dalam kebisuan
menyampaikan goresan amarah dalam tindakan
Mimpi sejahtera terbang bersama mega-mega
Tertinggal hanya lara yang makin terluka
Hukum laksana raja, bermuka dua,
Menunduk pada tahta, mengabaikan nista,
Keadilan terkubur dalam nisan palsu,
berpihak pada kaum bertabur harta
Sang penguasa tertawa, meneguk kuasa,
Merajut kesenjangan dengan tali dusta,
Masyarakat merintih di bawah kaki besi,
Yang menjulang tinggi di atas derita sehari-hari.
Di tengah ladang subur, rakyat lapar,
Menggenggam perut kosong takberisi
Namun, sang penguasa tersenyum manis,
Menikmati hidup dalam kelimpahan waris.
Legitimasi hukum bagai layar kosong,
Diisi sesuka hati oleh sang penjaga tong,
Rakyat hanyalah bidak di papan catur,
Dimainkan sesuka hati oleh raja yang kabur.
Rakyat dan mahasiswa berdiri dalam barisan,
Di jalanan berdebu menggemakan perlawanan.
Suara lantang bergema di udara,
Mengguncang gedung parlemen, meminta ruang
menuntut keadilan dan kepastian hukum yang sirna
Negeri ini bukan negeri dinasti
Negeri ini bukan milik pribadi
Negeri ini bukan negeri pemimpi
Negeri ini negeri demokrasi
Sejahtera, aman dan damai bukan sebuah mimpi
Kami butuh aksi bukan sekadar janji dan mimpi