Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen "Rahasia Kain Berhantu"

22 Juni 2024   23:14 Diperbarui: 22 Juni 2024   23:24 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokumen pribadi by Canva

Mas Brama mengangguk setuju. "Kita juga perlu mencari tahu lebih banyak tentang legenda 'Hantu'. Kita bawa kain bertuliskan huruf Cina kuno itu. Siapa tahu ada ahli sejarah Tionghoa yang bisa memberi petunjuk."

"Mas ada laporan yang terbaru dari tim forensik?' tanya Meylana saat melihat Bram sedang membuka-buka berkas laporan.

"Penyelidikan awal menunjukkan bahwa tidak ada tanda-tanda perlawanan pada tubuh Allan dan Arumi. Namun, ekspresi wajah mereka yang penuh ketakutan menunjukkan bahwa mereka menghadapi sesuatu yang mengerikan sebelum kematian," papar Mas Bram seraya membuka-buka lagi berkas laporan.

 "Apakah ada bukti lain yang kita lewatkan?"tanya Meylana kepada Mas Rasya yang sejak tadi sedang membuka-buka buku harian Allan dan mengamati kain.

Mas Rasya menggeleng. "Tidak ada jejak yang mencurigakan,kecuali kain ini."

Meylana mengangguk dan berpikir keras. Tulisan di kain itu membuatnya teringat pada cerita-cerita lama yang sering diceritakan neneknya tentang roh-roh penjaga dan kutukan kuno. Meylana harus mencari tahu tentang hal tersebut lebih banyak.

Mereka sepakat untuk memulai penyelidikan dengan membagi tugas.Meylana dan Mas Bram akan kembali ke vila untuk memeriksa loteng dan mencari informasi lain di loteng tersebut, sementara Mas Rasya akan menemui  ahli budaya Tionghoa untuk mencari tahu lebih banyak tentang 'Hantu'.

Mata Mey bertemu dengan pandangan Bram dan Rasya. Ketiganya terdiam, menyadari bahwa misteri ini sulit terpecahkan. Di luar kantor, bunyi sirene polisi, seakan mengingatkan mereka bahwa dunia nyata penuh dengan teka-teki yang belum terungkap. Dengan perasaan campur aduk antara ketegangan dan tekad, mereka tahu bahwa ini hanyalah awal dari sebuah misteri yang lebih besar dan lebih gelap.

Cibadak, 23 Juni 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun