Warga Jakarta sangat mengenal jenis makanan yang satu ini. Makanan yang berlabel "kerak telor" ini memiliki rasa yang khas. Banyak yang menyukai makanan ini karena rasanya yang  gurih. Kerak telor memang merupakan makanan khas masyarakat Betawi yang banyak berdomisili di daerah Jakarta.
Jajanan ini menjadi makanan kebanggaan masyarakat Jakarta dan kerap hadir di setiap momen ulang tahun Jakarta atau  hari-hari besar lainnya. Makanan ini juga menjadi salah satu ikon makanan tradisional bersanding dengan makanan tradisonal lainnya, seperti: ketoprak, soto Betawi, roti buaya dan sebagainya.
Mungkin bagi mereka yang belum mengenal makanan ini, langsung berpikir jika bahan dasar dari makanan ini adalah telur saja, sesuai dengan namanya. Padahal makanan ini memiliki bahan-bahan campuran yang lain yakni beras ketan putih, ebi(udang kering yang diasinkan), bawang merah goreng, serundeng kelapa, cabai merah, kencur, jahe, kunyit, sereh, merica, garam dan gula pasir.
Cara pembuatannya pun sangat mudah. Pertama kocok telur bebek atau telur ayam, Selanjutnya masukkan udang kering, bumbu yang dihaluskan, bawang goreng, dan kelapa sangria lalu aduk rata. Kedua, Panaskan wajan dadar antilengket kemudian tuang setengah bagian ketan dan ratakan di permukaan wajan. Masaklah hingga setengah matang. Ketiga, Tuanglah setengah bagian telur kocok berbumbu dan ratakan di seluruh permukaan sambil ditekan-tekan. Setelah bagian bawahnya matang, dapat dibalik agar matang merata. Angkat. Hidangkan kerak telor selagi panas.
Saya mengenal makanan ini saat saya berkunjung ke kota tua Jakarta. Aroma baunya yang khas dan cara membuatnya yang unik, membuat selera saya muncul. Sejak saat itu saya menggemari makanan itu. Ternyata penjual kerak telor ini tidak hanya berada di daerah Jakarta saja. Saat saya berolahraga di alun-alun kota Sukabumi, saya menemukan penjual kerak telur ini. Hal ini menunjukkan bahwa makanan ini memang digemari oleh masyarakat di daerah lain.
Sejarah "Kerak Telor"
Ternyata makanan kerak telor hadir karena ketidaksengajaan dari sekelompok masyarakat Betawi. Kerak telor pertama kali dibuat pada tahun 1920-an oleh sekelompok masyarakat Betawi yang bertempat tinggal di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Awalnya masyarakat di daerah tersebut memiliki hasil ladang  buah kelapa yang berlimpah. Masyarakat Betawi tersebut mengolah kelapa menjadi beragam makanan termasuk membuat menu kerak telor. Seiring berjalannya waktu makanan itu digemari oleh masyarakat di beberapa kalangan..
Pada masa pemerintahan Belanda, kerak telor menjadi makanan yang istimewa karena mahal dan hanya bisa disantap oleh masyarakat kalangan atas. Akhirnya masyarakat Betawi mulai menjajakan kerak telor dengan harga murah, agar dapat dinikmati oleh seluruh  masyarakat.
Pada masa pemerintahan Gubernur Jakarta Ali Sadikin mulai mempromosikan makanan khas Betawi tersebut. Dalam perkembangannya, kerak telor mulai sering dijumpai setiap harinya di beberapa kawasan di Kota Jakarta. Pada tahun 1970-an, masyarakat Betawi pun mulai menjajakan camilan tersebut ke sekitaran Monumen Nasional (Monas).
Rekomendasi Penjual Kerak Telor di Jakarta
Kerak telor memang sudah menajdi makanan ikonik bagi DKI Jakarta khususnya masyarakat Betawi. Beberapa tempat penjual kerak telor ini tersebar di beberapa wilayah, antara lain:
- Monas (Monumen Nasional)