Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"MonJali" Catatan Sejarah Kota Yogyakarta

29 Desember 2023   22:53 Diperbarui: 29 Desember 2023   23:22 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rombongan tersebut disambut oleh Sri Sultan Hameungkubuwono IX, Jendral Soedirman, Paku Alam VIII di Stasiun Tugu. Selama berada di Yogyakarta, biaya operasional pemerintahan ditanggung oleh Kraton Yogyakarta juga dibantu oleh Kadipaten Pakualaman, karena kondisi keuangan negara kala itu sedang sangat buruk, bahkan kosong. Pusat pemerintahan dikendalikan dari Gedung Agung Yogyakarta yang berfungsi sebagai Istana Kepresidenan. Yogyakarta menjadi ibukota negara sampai tanggal 27 Desember 1949.

Untuk mendokumentasikan peristiwa tersebut dibangunlah sebuah monumen perinagtan yang dikenal dengan sebutan Monumen Yogya Kembali (MonJali)

Ada apa di Monjali?

Bulan travel Anandia Wisata yang dikelola oleh suami membawa rombongan MAN 1 Sukabumi dengan tujuan ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu tujuan wisata yang diambil adalah Monjali. Mengapa para siswa diajak ke Monjali? Tujuan utama dari kunjungan ke Monjali itu adalah mengenalkan para siswa pada sejarah perjuangan bangsa Indonesia khusus di Yogyakarta.

Monjali atau monument Yogya kembali adalah meseum sejarah yang terletak Jongkang, Sariharjo, Ngaglik,Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Museum ini dibangun mulai tanggal 29 Juni 1985 dan diresmikan tanggal 6 Juli 1989 oleh Presiden Soeharto.

Tandu Jendral Soedirman. Sumber gambar: www.goodnewsfromindonesia.id
Tandu Jendral Soedirman. Sumber gambar: www.goodnewsfromindonesia.id

Monjali memiliki bentuk yang sangat unik dan menarik dan telah menjadi ikonik buat museum Monjali ini. Bangunan bentuk kerucut dan terdiri dari tiga lantai. Keunikan lain adalah bangunan induk dikelilingi oleh kolam yang bertujuan untuk pengaman atau penolak bala menurut tradisi. Kolam ini juga memiliki arti kesucian. Diharapkan sebelum masuk ke ruangan induk, para pengunjung dibawa ke ketenangan setelah melihat kolam.

Para peserta didik diterima dengan baik oleh pengelola. Di aula para peserta didik mendengarkan penjelasan tentang Monjali. Setelah mendengar penjelasan itu, peserta didik diajak berkeliling ke Museum Monjali yang terdiri dari tiga lantai.

Lantai 1 terdiri dari empat ruang museum yang terdiri dari museum 1 berisi koleksi tentang peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia. Museum 2 berisi sejarah perang gerilya dengan sistem pertahanan rakyat semesta. Museum 3 berisi koleksi yang berisi peristiwa serangan 1 Maret 1949. Museum 4 berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan Yogyakarta sebagai ibukota negara Republik  Indonesia.

Lantai 2 merupakan lantai diorama. Ada sepuluh diorama yang dapat dilihat oleh pengunjung. Diorama tersebut mengisahkan tentang berbagai peristiwa perjuangan proklamasi Indonesia.

Lantai 3 merupakan ruang garba graha atau ruang hening. Ruangan ini memiliki fungsi sebagai tempat untuk mendoakan para pahlawan yang telah gugur saat perjuangan kemerdekaan Indonesia.

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya." -- Bung Karno

Museum Monjali ini bisa dijadikan rekomendasi juga leh sekolah-sekolah lain sebagai salah satu tujuan wisata sejarah yang cukup menarik buat para peserta didik. Semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun