Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan Hati Seorang Ibu (1)

14 Desember 2023   23:08 Diperbarui: 14 Desember 2023   23:24 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumen pribadi

Menjadi seorang ibu bukanlah pilihan, tetapi menjadi kodrat setiap wanita dewasa yang sudah menikah.Tak ada yang dapat menolak jika Sang Pencipta sudah menakdirkan buah hati. Apa pun kondisi permata hati yang diberikan harus diterima dengan ikhlas.

Seorang ibu memiliki tugas yang berat. Tugas beragam yang dibebankan di pundak seorang ibu harus dapat dijalankan dengan baik. Apa pun kondisi yang dihadapi,seorang ibu harus menjadi anutan buat seluruh keluarga.

Sebagai seorang manajer keuangan, ibu harus dapat mengelola keuangan yang diberikan suami agar mencukupi segala kebutuhan. Sebagai koki, ibu harus memiliki keahlian memasak untuk seluruh keluarga. Ibu juga harus memiliki kemampuan membereskan rumah,  mencuci dan menyetrika . 

Tak sedikit seorang ibu pun menjadi tulang punggung keluarga dan membantu suaminya untuk mencari uang demi memenuhi kebutuhan keluarga. Berbagai profesi pekerjaan  seorang ibu mulai dari profesi rendah dan bergaji minim sampai dengan profesi dengan kedudukan tinggi dan bergaji besar

Tugas yang paling berat adalah tugas ibu sebagai pendidik buat anak-anak.Di tangan seorang ibulah karakter anak pertama terbentuk. Ibarat tanah liat, anak dibentuk oleh tangan sang Ibu dengan keahlian mendidik. Apa yang diajarkan seorang ibu hendaknya menjadi anutan dan teladan bagi anak- anak

Baca juga: Catatan Hati

Bila melihat sangat banyak tugas yang diemban oleh seorang ibu, mengapa masih banyak para suami melecehkan istri-istri mereka? Mengapa masih banyak anak-anak yang kerap melukai hati, membuat ibu sedih dan menangis? Mengapa masih banyak isteri-isteri yang mendapat perlakuan KDRT? Mengapa harus isteri yang berjuang dan membanting tulang demi menghidupi keluarga? Sederet pertanyaan lain pastinya antre mempertanyakan tentang fungsi seorang ibu dan perlakuan-perlakuan yang tak adil.


Mengapa para pekerja pabrik atau pekerja migran lebih banyak perempuan yang sejatinya sebagai seorang ibu?
Fakta menunjukkan jika jumlah pekerja wanita di Indonesia atau pun pekerja migran di beberapa negara didominasi oleh perempuan, yang mungkin juga sudah berkeluarga. 

Berdasarkan data dari BPS yang dilansir dari laman mpr.go.id:  jumlah perempuan pekerja pada 2022 mencapai 52,74 juta pekerja di Indonesia. Jumlah pekerja perempuan itu setara dengan 38,98% dari total pekerja yang ada di Indonesia. Dengan jumlah yang cukup besar menandakan bahwa masih banyak para ibu yang menjadi tulang punggung keluarga. Bukti lain saat penulis melintasi pabrik yang kebetulan pulang, para pekerja yang keluar dari pabrik didominasi oleh perempuan.

Dengan demikian diperlukan perlindungan dari negara dan keluarga tentang hak-hak yang harus diperoleh oleh seorang wanita(ibu) pekerja. Kenyamanan dan keamanan saat bekerja dan saat di rumah harus diperhatikan mengingat beban tanggung jawab yang harus dipikulnya. 

Negara memberikan keamanan dan kenyamanan pekerja wanita dengan mengeluarkan peraturan-peraturan yang pro wanita. Di lingkungan rumah, keamanan dan kenyamanan harus diciptakan oleh pasangan dan anak- anak.

Suatu bangsa akan jaya jika hak-hak kaum perempuan(ibu) diberikan dengan layak dan sesuai.

Cinta Ibu

Baca juga: Air Mata Darah

Nina Sulistiati

Cinta ibu adalah kilauan permata
menerangi titian hari-hari
dalam untaian doa dan pinta
membaluri jiwa dan raga belahan jiwa

Cinta ibu laksana samudera
yang luas tak terbatas mengalir
menggoreskan kisah penuh harapan
dalam kalbu yang penuh rindu

Cinta ibu adalah rangkaian pengorbanan
yang tak pernah berakhir tanpa jeda
pengorbanan yang tiada bertepi
menumbuhkan asa dengan segudang motivasi

Cinta ibu penuh kesabaran
meski lara mendera tiada jera
senyum senantiasa terukir di kulum bibirmu
menggambarkan keiklasan dan ketabahan

Cibadak 21 Desember 2022

Catatan Menjelang Hari Ibu 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun