"Terima kasih ya, Neng Anisa. Mamang minum teh hangatnya," ucap Mang Udin seraya mengambil gelas dan sepotong pisang goreng.
" Berat ya, Mang mendorong sampah dari komplek ini?"
"Iya, Neng. Sampahnya semakin lama semakin banyak," jawab Mang Udin sambil menyeruput teh hangat.
"Kemana Mamang membawa sampah-sampah ini?" tanya Anisa ingin tahu.
"Mamang bawa ke tempat pembuangan sementara di belakang komplek. Nanti ada truk yang akan mengangkut ke tempat pembuangan akhir sampah, Neng," jawab Mang Udin.
"Sudah ya, Neng. Mamang mau berangkat lagi. Terima kasih." Mang Udin berpamitan kepada Anisa.
Saat masuk ke dapur, Anisa melihat salad buah di atas meja.
"Eit! Kamu belum mencuci tanganmu. Jorok ...ah!" hardik Bunda sambil memukul telapak tangan saat mencomot semangka.
Anisa nyengir kuda saat diomeli Bunda dan segera mencuci tangannya. Setelah itu dia duduk kembali di samping ibunya sambil menikmati salad buah.
"Bunda, jika dua hari Mang Udin mengangkut sampah sebanyak itu, berapa banyak ya sampah di komplek ini dalam waktu satu minggu, satu bulan dan mungkin satu tahun," celoteh Anisa sambil bergaya mikir.
" Dan berapa jumlah sampah yang dihasilkan dalam satu kota, satu provinsi dan satu negara?" tanya Bunda pelan.