Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tragedi Di Ujung Malam

5 Juni 2023   01:07 Diperbarui: 5 Juni 2023   01:22 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://radarbali.jawapos.com/

Akhirnya aku melanjutkan perjalanan. Alk mendengar suara bisikan perempuan yang memanggil sangat lirih. Saat itu aku segera menginjak gas, ketakutan. Hawa dingin menusuk leherku. Seakan belum cukup membuatku ketakutan, aku merasakan sesuatu memeperhatikan ku dari belakang.

"Aku ikut ya, Mas," suara perempuan tiba-tiba terdengar dari kursi belakang. Aku melihat dari kaxa spion wajah perempuan yang tadi duduk di warung bakso.

"Apa yang kamu lakukan di sini. Keluar! Keluar dari mobil," usirku seraya menghentikan mobil dan membuka pintu otomatis.

Namun, perempuan itu tidak mau pergi. Dia malah marah dan menunjukkan wajah aslinya. Sosok itu tersenyum begitu lebar, seolah merobek wajahnya sendiri. Bola mata hitamnya itu keluar dari kelopak matanya.

Aku yakin, aku pingsan setelah sosok itu mengucapkan kalimat yang tidak akan pernah aku lupakan: "Kalian kejam telah membakar kami hidup-hidup!"

Aku terbangun saat matahari sudah terbit dan seseorang mengetuk pintu mobil. Aku melihat sekeliling. Ternyata aku ada di tanah pekuburan.

"Maaf, Pak. Saya ada di mana, ya?" tanyaku kepada laki-laki yang membangunkan aku tadi.

"Bapak ada di TPU Sirnakerta ," jelas laki-laki itu. Dia membawa cangkul. Rupanya dia penggali kubur di TPU ini.

"Lalu di mana warung bakso yang terletak tak jauh dari sini?" tanyaku bingung.

"Warung bakso? Di pemakaman ini tak ada warung bakso, Pak. Pernah ada di persimpangan desa, hanya sudah terbakar tanpa sebab satu minggu lalu. Dan pemiliknya meninggal dengan menggenaskan. Konon sih ada yang membakar saat malam hari dan hanya pelakunya belum ditemukan," papar laki- laki itu lagi.

Aku tercenung mendengar cerita si Bapak tadi. Dengan lemas aku kembali ke rumah kost sambil menyimpan banyak pertanyaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun