Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar puisi yang kita buat tidak'garing' dan memiliki jiwa/ruh:Â
Tentukan amanat yang ingin disampaikan dalam puisi.
Kuat atau lemahnya jiwa dalam puisi ditentukan oleh amanat yang akan diberikan penulis kepada pembacanya. Amanat harus jelas walaupun disampaikan secara implisit. Amanat yang jelas dan mudah ditangkap maknanya oleh pembaca menunjukan bahwa puisi tersebut sudah memiliki 'ruh'.
Ada beberapa faktor puisi-puisi yang kita buat sulit ditangkap maknanya. Pertama, pembaca tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk menangap makna pada puisi kita. Kedua, sebagai penulis puisi, kita kurang mahir mengomunikasikan pesan dalam larik-larik puisi.
- Pemilihan diksi (pilihan kata) yang tepat.
Puisi yang bermakna berkaitan dengan pemilihan diksi yang tepat. Pemilihan kata yang tepat dapat mempertegas amanat yang akan kita sampaikan kepada pembaca.
Penyampaian amanat puisi yang tegas bukan berarti kita melupakan nilai-nilai estetis yang dimiliki puisi, yaitu rima, rima, imaji, nada dan diksi.
Kita harus ingat bahwa puisi itu mengandung bahasa simbolik dan indah. Jadi tetap pesan yang ingin disampaikan harus juga memperhatikan nilai- nilai estetis yang dapat diperoleh dari pemahaman majas, citraan, dan kata-kata kiasan.
Contoh:
Catatan Senja
Semburat jingga menghias senja
Camar tak lagi bermain di cakrawala
Ombak yang menghantam karang
Kini mengalun tenang, damai
Angin sibuk menyapa mega
Di ujung ufuk asaku terpuruk
Gundah memecah asa
Mencumbu lara, terhempas
....