Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen "Hijrah"

1 Januari 2023   20:23 Diperbarui: 1 Januari 2023   21:03 2810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pinterest.com/Nurlita

"Tidak! Aku tidak setuju kau mengubah penampilanmu!" tegas Ardi sambil memandang Tiara tajam.

 Malam itu Tiara menyampaikan maksud untuk berhijrah dengan menutup auratnya kepada Adri, lelaki yang sangat dicintainya selama ini dan akan menjadi suaminya. 

"Mas, seharusnya kamu mendukung aku dong," ujar Tiara sabar seraya membujuk tunangannya.

 "Pokoknya, aku tidak mau melihatmu berhijab. Kamu tinggal pilih, tetap mengikuti nasihatku atau tetap menjalankan rencanamu. Kalau kamu tetap bersikeras menggunakan hijab, hubungan kita cukup sampai di sini," ancam Ardi. 

"Mas, izinkan saya berhijrah ya?" bujuk Tiara," Harusnya kamu senang karena aku menutup aurat." 

"Tidak! Pokoknya kamu silakan pilih." Adri memandangku lebih tajam lagi. 

"Baiklah, jika itu maumu. Aku memang harus memilih. Dan pilihanku, aku akan tetap berhijab meski untuk itu pertunangan kita berakhir," jawab Tiara lirih. 

Bukan ini sebenarnya yang Tiara inginkan. Dia hanya ingin calon imamnya itu mendukung rencananya. Rupanya kenyataan menunjukan lain dan Tiara harus rela melepaskan lelaki yang sangat dicintainya itu. Entah apa alasan Ardi tidak mengizinkannya berhijab. Saat ditanyakan Ardi tak mau menjelaskan sehingga membuat Tiara harus membuat pilihan yang berat. 

"Terima kasih, Mas atas kebahagiaan yang diberikan selama ini. Namun, aku tak mau berada dalam kebahagiaan yang semu. Awalnya aku mengharapkan dukungan datang darimu, calon imamku." Tiara berkata pelan. 

Dia menahan kesedihan agar tak tumpah menjadi linangan air mata. Mungkin inilah takdir yang harus dijalaninya. Kecintaannya pada manusia tak ingin menjadi belenggu buatnya mendapatkan cinta Allah. Dia harus ikhlas menerima takdirnya. 

Malam itu Tiara meninggalkan rumah Ardi. Dia mengembalikan cincin pertunangan yang disematkan Ardi satu tahun lalu. Biarlah Tiara menyimpan luka dalam kalbunya. Mungkin ini rencana Sang Maha Kasih untuk menyelamatkan hidupnya. 

Tiara sudah bulat tekadnya meski untuk itu dia akan menghadapi banyak cibiran. Teman-temannya tahu bagaimana penampilan Tiara selama ini. Baju-baju yang seksi dan ketat selalu membalut tubuhnya dan pastinya membuat banyak orang khususnya lelaki berdecak kagum. Belum lagi kebiasaannya mengunjungi kafe dan diskotik bila sedang berkumpul dengan teman-temannya.

 Tiara memang harus menyiapkan mental untuk menghadapi itu semua. Keputusannya untuk hijrah pasti akan menimbulkan tanggapan yang pro dan kontra. Untungnya kedua orang tua Tiara mendukung penuh segala keputusan yang dibuat Tiara. Dan itu sudah cukup baginya.

Pagi ini Tiara memandang bayangan dirinya dalam cermin. Tatapan matanya tak bergeming dari bayangan dirinya yang terlihat cantik dan elegan. 

Takjub! Kata itu yang paling tepat untuknya saat ini. Dia yang biasanya menggunakan setelan blazer dengan celana panjang agak ketat, kini berubah drastis. Kini tubuhnya dibalut busana muslim hijau tosca dengan model gamis dengan hijab kuning seulas yang kontras. 

Hijau tosca itu memiliki makna keseimbangan emosional, stabilitas, ketenangan dan juga sabar. Warna hijau ini dipercaya dapat memberikan semangat ketka seseorang stres dan kelelahan. Warna hijau tosca ini sering dipadupadankan dengan warna lain, seperti cream, kuning, putih, abu-abu. 

Runi, sahabatnya seorang desainer, memang pandai dalam memilihkan baju buat seseorang, termasuk Tiara. Beberapa busana muslim yang diberi Runi tempo hari sangat cocok untuk postur tubuhnya yang tinggi dan agak berisi. Runi memilihkan beberapa baju kerja berupa blazer panjang menutupi pinggul dan rok longgar model A dengan berbagai warna dan corak. 

Biasanya Tiara menggunakan blazer sepanjang pinggul dan skinny jeans, yang membuat tubuhnya terlihat memesona bila akan berangkat kerja. Kali ini Runi menggantikan busana-busananya dengan blazer panjang dan menutupi pinggul serta rok panjang sehingga menutupi lekuk-lekuk tubuhnya. Penampilannya tetap memesona, meski harus menggunakan pakaian yang tidak ketat. Hari ini Tiara akan memulai penampilan barunya. 

Sejak pagi tadi, Tiara mencoba pakaian-pakaian yang diberikan Runi tempo hari dan pilihannya jatuh pada setelan blazer pink ini. Baju tosca yang tadi dicobanya disimpannya kembali di lemari. Dia menggunakan setelan blazer pink dan rok warna merah muda serta hijab kembang-kembang dengan warna senada. 

Sayangnya Mbok Nah, pengasuhnya tidak ada. Sudah empat hari Mbok Nah pulang kampung. Jika dia ada, pasti si Mbok-lah yang akan mengomentari penampilan Tiara pertama kali. 

"Bismilahirrahmanirrahim...," ujar Tiara sesaat sebelum melangkahkan kakinya ke luar kamar. 

Dengan penuh keyakinan, dia melangkah penuh percaya diri. Tiara sudah bertekad akan mengubah penampilan, mengubah pola pikir dan tingkah lakunya sesuai dengan syariat Islam. Dia tidak mau digolongkan menjadi wanita-wanita penunggu api neraka karena hidupnya tidak sesuai dengan ajaran Allah SWT. 

"Katakanlah (ya Muhammad) kepada wanita-wanita yang beriman: hendaklah mereka menundukkan pandangan mata dan menjaga kemaluan mereka, dan jangan menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa nampak darinya. Hendaklah mereka meletakkan dan menjulurkan kerudung di atas kerah baju mereka (dada-dada mereka) _(An-Nuur: 31)

Cibadak, 1 Januari 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun