Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kesuksesan Tidak Hanya Berdasarkan Nilai Akademik (Rapor)

18 Desember 2022   16:29 Diperbarui: 19 Desember 2022   21:34 1141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber www.orami.co.id

Nilai rapor bukan ukuran kesuksesan seorang anak. Mari bersikap bijak kepada anak-anak kita karena setiap anak memiliki ciri khas dengan potensi, keunikan dan kelebihannya masing-masing_Bunda Hilwa.

Sebentar lagi anak-anak di jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA/SMK akan menerima rapot semester ganjil setelah selama satu minggu mengikuti penilaian akhir semester (PAS). Selama satu tahun setiap siswa akan menerima rapor sebanyak dua kali yaitu saat semester pertama dan saat kenaikan kelas.

Seberapa pentingnya rapor dan apa manfaat rapor itu sendiri bagi siswa, marilah kita simak paparan berikutnya.

Menurut KBBI rapor adalah buku yang berisi nilai kepandaian dan prestasi belajar peserta didik di sekolah, yang berfungsi sebagai laporan guru kepada orangtua atau wali dari peserta didik yang bersangkutan.

Baca juga: Puisi Rindu Pada-Mu

Rapor adalah dokumen penting yang harus dimiliki siswa dan digunakan sebagai penghubung antarsekolah dan orang tua. Rapor berisi prestasi akademik yang dimiliki anak selama satu semester mencakup kompetensi akademik dan sikap. Rapor dipakai juga sebagai penghubung antarsekolah dan pihak lain dalam pencapaian proses dan hasil belajar siswa.

Fungsi rapor itu sendiri adalah sebagai data autentik pencapaian hasil belajar siswa, laporan pertanggungjawaban sekolah kepada orang tua dan pemerintah, bukti kelengkapan administrasi siswa dan gambaran kompetensi akademik siswa.

Rapor ini harus berisi informasi lengkap dan menyeluruh tentang pencapaian yang dimiliki oleh siswa. Rapor berisi data-data penting yang memberikan gambaran hasil belajar siswa selama satu semester dengan lengkap dan benar.

Baca juga: Mari Berpantun

Namun, yang menjadi salah kaprah bagi para orang tua adalah menjadikan data utama sebagai pencapaian akademik siswa. Mereka menekankan kepada anak untuk meraih nilai yang tinggi di setiap mata pelajaran dan mengesampingkan proses yang dilakukan siswa dalam mencapai nilai tersebut. Nilai rapor tinggi menjadi harga mati buat anak-anak mereka.

Mereka menyuruh anak belajar, mengikutkan anak les atau bimbingan belajar. Mereka lupa selain perkembangan kongnitif ada hal lain yang juga harus diperhatikan yaitu perkembangan psikomotor dan afektif siswa.

Yang lebih parahnya lagi banyak orang tua yang menempatkan perkembangan kognitif siswa yang dilihat dari nilai akademik di rapor merupakan tolok ukur kesuksesan seorang anak. Padahal tidak menjadi jaminan anak yang berprestasi di bidang akademik akan meraih kesuksesan. Tidak sedikit seorang anak yang memiliki kemampuan akademik biasa-biasa saja justru menjadi orang yang sukses.

Diambil dari laman https://d3kepolisian-unla.ac.id/ dilakukan penelitian di Amerika oleh Thomas J. Stanley, seorang dosen di beberapa Perguruan Tinggi ternama di Amerika. Dia meneliti 733 orang jutawan di Amerika. Hasilnya menyatakan ada 30 faktor yang menentukan suksesnya seseorang. Dari ketiga puluh faktor tersebut hanya tiga faktor yang berkaitan dengan tingkat kecerdasan seseorang dan itu menduduki faktor terbawah. Faktor yang menduduki peringkat satu sampai tiga adalah sikap jujur, disiplin dan pandai bergaul.

Sumber www.orami.co.id
Sumber www.orami.co.id

10 Faktor Utama Seseorang Sukses Berdasarkan Penelitian Thomas J Stanley:

  •  Kejujuran. Sikap jujur ini harus dimiliki oleh setiap orang termasuk para siswa. Kejujuran adalah akar tumbuhnya kepercayaan seseorang. Semakin seseorang dapat dipercaya oleh orang lain, maka dia akan memeiliki kesempatan mengembangkan dirinya dalam dunia kerja maupun bisnis.
  • Disiplin. Seseorang yang memiliki disiplin yang tinggi pastinya dia mampu mengelola waktu sesuai dengan porsi. Untuk para siswa disiplin ini adalah kemampuan mengelola waktu sebaik-baiknya dalam mengembangkan kemampuannya. Siswa yang disiplin mampu membagi waktu saat belajar, bermain dan mengembangkan hobinya.
  • Mudah bergaul. Seseorang yang mudah bergaul akan lebih mudah memiliki teman dan relasi. Banyaknya relasi akan semakin membuka kesempatan seseorang untuk maju.
  • Dukungan pendamping. Dukungan keluarga dan dukungan lingkungan sangat dibutuhkan jika seorang anak akan sukses.
  • Kerja keras. Seseorang yang mampu mengembangkan kedisiplinan dan menguatkan kemauan dalam mencapai target adalah salah satu indikator dari seseorang yang pekerja keras.
  • Kecintaan pada pekerjaan. Orang yang cinta akan apa yang dikerjakan akan menghindarkan dia dari rasa bosan, cape dan rendah diri. Kinerja pun akan meningkat.
  • Sifat kepemimpinan. Seorang anak harus memiliki kemampuan memimpin yang baik khususnya memimpin dirinya sendiri. Dia akan memiliki jiwa kepemimpinan yang baik dan kuat. Dia akan lebih mudah menentukan visi, tujuan, dan tindakan terstruktur yang sangat bisa dipertanggungjawabkan.
  • Sikap kompetitif. Pribadi yang kompetitif pastinya tidak akan mudah menyerah pada tantangan dan situasi. Dia akan mampu mencari solusi dari setiap masalah yang ditemukannya.
  • Hidup teratur memiliki arti seseorang harus memiliki langkah-langkah yang akan ditempuhnya untuk mencapai vivi misi yang telah dibuatnya.
  • Kemampuan menjual ide. Seseorang yang memiliki ide tentunya akan memiliki kemampuan berinovasi. Kedua hal itu sangat dibutuhkan pada masa kini.

Nah, daripada kita sibuk menyiapkan anak dalam pencapaian prestasi akademik, orang tua juga harus menyiapkan sepuluh karakter anak agar menjadi anak yang cerdas dan berkepribadian baik.

Kiat Sikap Orangtua Saat Menerima Rapor Anak

  • Perhatikan mata pelajaran yang unggul. Sampaikan pujian yang tidak berlebihan, misalnya: strategi belajar yang kamu terapkan sudah baik sehingga menghasilkan yang baik pula.
  • Jika ada nilai anak yang kurang memuaskan, hendaknya tidak mencela. Berikan motivasi yang membangun, contoh: kamu harus lebih giat lagi belajar agar mengalami peningkatan. Ingat anak-anak masih dalam pertumbuhan. Jika kita dapat membimbingnya dengan cara yang tepat, maka kekurangan yang dimiliki anak akan berubah.
  • Sampaikan masukan kepada anak dengan bijak, bukan menyalahkan bahkan menyudutkannya. Ajaklah berdiskusi tentang penyebab nilai yang kurang memuaskan tersebut. Orang tua sering lupa saat anaknya mendapatkan nilai yang kurang memuaskan langsung memarahi dan menceramahai anak. Dapat dibayangkan pastinya anak akan merasa tertekan.
  • Orang tua harus melihat pula perkembangan psikomotor anak dan juga afektif anak. Bisa saja anak unggul dalam bidang lain seperti: olah raga, kesenian, bahasa dan lainnya. Galinlah kemampuan tersebut semaksimal mungkin.

Didiklah anak sesuai dengan kemampuan dan keunikan yang dimiliki. Sejatinya tiap anak akan tumbuh dan berkembang sesuai apa yang ada pada dirinya. Orng tua yang bijaksana tidak memaksakan kehendak pada anak.

Referensi

Dedy Rahmat. 2020.Prestasi akademik sama sekali bukan faktor utama menuju sukses.  diakses: 18 Desember 2022, pukul: 16.00

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun