Revitalisasi bahasa daerah ini bertujuan pertama, para penutur muda menjadi penutur aktif bahasa daerah dan berminat untuk mempelajari bahasa daerah dengan penuh suka cita melalui media yang mereka sukai. Kedua, menjaga kelangsungan dan kelestarian bahasa dan sastra daerahÂ
Indonesia memiliki bahasa daerah terbanyak nomor dua di dunia yaitu 718 bahasa daerah. Berdasarkan amanat yang diemban oleh UUD 1945 warga negara Indonesia berkewajiban untuk menjaga dan melestarikan bahasa daerah tersebut. Hal tersebut merupakan upaya pelestarian budaya Indonesia.
Kepunahan bahasa daerah atau bahasa ibu dipengaruhi oleh sikap pengguna bahasa ibu itu sendiri. Sebagian besar pengguna bahasa merasa malu bila menggunakan bahasa ibu. Mereka dianggap tidak keren, kampungan dan tertinggal jika menggunakan bahasa ibu. Kondisi yang terus berlarut-larut ini menyebabkan kondisi bahasa ibu di Indonesia kritis bahkan ada beberapa bahasa ibu sudah sangat sedikit penggunanya dan akhirnya punah.
Menyadari pentingnya pelestarian bahasa daerah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan program Merdeka Belajar Episode 17 yang bertajuk Revitalisasi Bahasa Daerah. Peluncuran kebijakan ini telah berlangsung pada 21 Februari 2022 bertepatan dengan Hari Bahasa Ibu Internasional.
Sasaran dari program Revitalisasi Bahasa Daerah ini adalah komunitas petutur dalam model pembelajaran yang melibatkan keluarga, sekolah, maestro dan penggiat dan pelindung bahasa daerah. Program RBD ini diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat, khususnya kaum muda pada bahasa daerahnya masing-masing.
Bahasa daerah merupakan identitas dan ciri dari suatu bangsa. Jika identitas dan ciri tersebut terkikis atau punah, maka negara Indonesia ini lambat laun akan tergerus oleh budaya-budaya asing. Indonesia tidak lagi memiliki kekhasan dan kearifan lokal yang dapat dijadikan sebagai potensi pembangunan.
Peluncuran Merdeka Belajar episode 17 bertajuk revitalisasi bahasa daerah ini disambut baik oleh Balai Bahasa Tingkat Provinsi Jawa Barat dengan mengeluarkan program Revitalisasi Bahasa Daerah di provinsi Jawa Barat.Â
Balai Bahasa juga mengeluarkan aplikasi komputer yang berisi data-data akurat dalam mengukur program RBD di Jabar. Data komputer tersebut harus akurat agar program RBD ini dapat berhasil. Aplikasi ini dapat dilihat oleh siapa saja untuk melihat ketercapaian pelaksanaan program RBD di Jawa Barat.
Salah satu kegiatan yang dikembangkan di Jawa Barat adalah Festival Tunas Bahasa Ibu yang dilaksanakan mulai tanggal 30 November sampai tanggal 1 Desember 2022 di Kabupaten Pangandaran. FTBI diikuti oleh 756 siswa SD, SMP yang akan berlomba di bidang lomba ngarang carita pondok, nulis aksara Sunda, biantara, maca sajak, nembang pupuh, ngadongeng, borangan.
Pelaksanaan FTBI ini merupakan rangkaian revitalisasi bahasa daerah di Jawa Barat. Ketua Panitia FTBI sekaligus Ketua Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Dr. Syarifudin, M. Hum mengatakan pelaksanaan FTBI ini salah sumbernya adalah data-data yang berada dalam aplikasi tersebut. Â Program FTBI merupakan program kerjasama kota kabupaten kota yang pelaksanaan dilaksanakan di Kabupaten Pangandaran. Jumlah peserta Tujuan FTBI Jenjang SD, SMP Tingkat Provinsi Jawa Barat
Pihak-pihak yang terlibat dalam pengisian data aplikasi itu dan terimbas dalam pelaksanaan program RBD di Jabar adalah 27 dinas pendidikan, 27 kabupaten/ kota, 321 MKKS, MGMP/KKG, 243 pengawas, 299 peserta pelatihan guru utama, 8921 guru utama, sejawat/guru pelatih, jumlah juri, panitia pelaksana, peserta dan sebagainya.
Berbagai
kegiatan dilakukan untuk mengasah kemampuan para siswa SD, SMP dalam bahasa sunda meliputi nembang pupuh, ngarang carita pondok, ngadongeng, biantara, borangan, nulis aksara sunda untuk kategori putra dan putri..Acara dibuka oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Prof. H.E. Aminudin Aziz, M.A., P.Hd. Merdeka belajar episode 17 tajuk Revitalisasi Bahasa Daerah yang sudah dilaksanakan 13 provinsi telah mampu menggetarkan Indonesia, khususnya di 13 provinsi yang melaksanakannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan membangun dari daerah menuju ke pusat.
FTBI merupakan forum dalam memberikan apresiasi kepada para pemilik bahasa daerah, dalam hal ini adalah para siswa sebagai generasi muda sebagai penerus dalam memperjuangkan perkembangan bahasa daerah. Peran guru, pemerintah daerah, kepala sekolah, pengawas dan instansi daerah berperan dalam melestarikan bahasa daerah.
Pelaksanaan FTBI di 13 provinsi Indonesia ditarget 1400 guru 1, 4 juta siswa. Namun target tersebut sudah melebihi. 3,5 juta orang Indonesia terlibat dalam program FTBI ini. Pelaksanaan FTBI ini lebih dari 2 juta 13 provinsi dengan 39 bahasa daerah. Â
Salah satu siswa SMP N 2 Cibadak, Indah Nur Rizqika menjadi salah satu peserta yang mewakili Kabupaten Sukabumi dalam bidang lomba ngarang carita pondok. Pada pengumuman pemeneang yang dilaksanakan pada hari Kamis malam, Indah Nur Rizqika berhasil meraih juara 3 ngarang carita pondok.Â
Sebagai pembina komunitas literasi, saya tahu Indah sangat pandai dan mudah menyerap materi tentang cara menulis cerita pendek. Dan ilmu yang saya berikan dapat dimanfaatkan saat Indah mewakili sekolah di tingkat kabupaten dan berhasil meraih juara 1. Dia berhak mewakili Kabupaten Sukabumi dalam bidang lomba ngarang carita pondok dan berhasil mendapat juara 3. Selamat buat Indah. Saya juga mengucapkan selamat kepada ibu Hj. Yeni Rohaeni yang telah membimbing selama persiapan lomba di tingkat subrayon Cinadak, tingkat Kabupaten Sukabumi sampai dengan tingkat provinsi Jawa Barat hingga Indah berhasil meraih juara 3.
FTBI merupakan ajang bergengsi bagi para siswa SMP dan SD dalam mengasah kemampuan mereka dalam bahasa Sunda. Salah satu hal yang membahagiakan adalah  FTBI akan dilaksanakan kembali tahun depan dan semoga akan muncul kembali juara-juara baru dari SMP N 2 Cibadak.
Referensi:
https://www.youtube.com/watch?v=DSBtW-J1fzs
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H