Cerita Sepatu Merah Anandia karya Nina Sulistiati ini dimuat dalam buku Antologi Ceria(Cerita Islami Remaja) karya bersama komunitas penulis Dandelion.
"Pokoknya, belikan aku sepatu merah yang di toko tadi, Bunda. Please!" Aku menjerit keras seraya menangis dan menarik-narik baju Bunda. Hal itu tentu saja mengundang perhatian pengunjung lain di mal itu.
"Nandia, sudah dong menangisnya. Lihat, banyak orang yang melihatmu," bujuk Bunda dengan sabar. Bukannya berhenti, tangisanku semakin keras.
Bunda membawaku ke sudut mal. Aku duduk di bangku yang tersedia di sana. Bunda membiarkan aku merajuk. Beberapa pengunjung menyaksikan aku yang sedang menangis. Bunda hanya tersenyum saat ada beberapa ibu yang menanyakan alasanku menangis.
Selang beberapa saat tangisanku mereda. Aku memeluk Bunda saat menyadari diriku menjadi tontonan orang.
"Ini minumlah. Kamu capek, kan?" Bunda menyodorkan botol minuman yang berisi air mineral.
"Mengapa Bunda tidak mau membelikan sepatu untuk Nandia? Bunda tidak sayang lagi padaku, ya?" tanyaku sambil menatap Bunda tajam.
"Nandia, dengarkan Bunda! Apakah kamu tahu alasan Bunda tidak mengabulkan permintaanmu?" tanya Bunda sambil balik menatapku. Aku menggelengkan kepala.
"Dua minggu lalu, kamu sudah membeli sepatu biru. Kemudian satu bulan lalu pun, kamu membeli sepatu hitam. Koleksi sepatumu sudah terlalu banyak. Sedangkan sepatu yang kamu gunakan hanya sepasang. Alasan lain ada berapa angka di bandrol harga sepatu itu, tujuh angka. Artinya sepatu itu sangat mahal buat Bunda. Bunda tidak mempunyai cukup uang untuk membelinya." Bunda memberikan pengertian kepadaku.
"Tapi warna dan modelnya berbeda, Bunda. Sepatu itu sedang viral dan digunakan oleh artis Korea idolaku," jawabku sambil cemberut.