Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Perlukah Guru Memberikan PR kepada Siswa?

8 Agustus 2022   23:36 Diperbarui: 9 Agustus 2022   18:53 1884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari lalu saya pulang pukul 16. Saya pulang menggunakan angkutan perkotaan yang dipenuhi dengan para siswa SMA. 

Percakapan mereka sangat seru berkaitan dengan guru-guru mereka berikut tugas-tugas yang diberikan. 

Dari hasil curi dengar, saya menyimpulkan bahwa sebagian guru memberikan tugas yang cukup banyak buat mereka. Hal itu yang sering dikeluhkan oleh mereka.

Para siswa pulang sudah senja dalam keadaan 4lc (letih, lemas, lesu, lapar dan cape). Kondisi ini diperparah dengan tugas- tugas yang harus dikerjakan di rumah. 

Para siswa tak jarang tidur larut malam agar tugas-tugas mereka dapat diselesaikan. Pastinya mereka tidak mau kena marah guru atau tidak mendapat nilai.

Kondisi ini mungkin saja dialami oleh para siswa di semua jenjang: SD, SMP, dan SMA. Bagi siswa SMA pastinya sudah mandiri dan sudah mampu mengerjakan tugas secara mandiri, tapi bagi para siswa yang berada di jenjang SD atau pun SMP masih harus mendapat bimbingan dari orang tua mereka. Dapat dibayangkan jika orang tua tidak memiliki pengetahuan yang memadai untuk memberikan bimbingan kepada anak-anak mereka.

Urgensi PR Bagi Para Siswa

Pekerjaan rumah atau disingkat PR dalam pembelajaran identik dengan metode penugasan, yaitu pemberian tugas tertentu oleh guru kepada siswa untuk dikerjakan di rumah, atau di mana saja asal tugas itu dapat diselesaikan. Tugas yang diberikan tersebut akan diserahkan kepada guru sesuai kesepakatan dan akan diberi nilai oleh guru.

Tujuan pemberian tugas ini adalah mengembangkan kompetensi siswa terhadap materi yang diberikan, guru mengharapkan pengetahuan yang dimiliki siswa lebih lengkap, memberikan stimulus kepada siswa agar lebih kreatif, inovatif dan menumbuhkan tanggung jawab dalam diri siswa.

Namun, fakta di lapangan tidak semua siswa mengerjakan PR di rumah. Mereka cenderung mengerjakan PR tersebut di sekolah dan melihat dari teman mereka. Salah satu alasan mereka adalah terlalu banyak tugas yang diberikan.

Jika kita melihat jadwal pelajaran di sekolah jenjang SD, SMP maupun SMA, satu hari paling sedikit ada lima mata pelajaran yang dijadwalkan. 

Jika satu mata pelajaran memberikan satu tugas saja, sudah ada lima jenis tugas yang memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda. Mungkin saja waktu untuk anak-anak itu bersosialisasi dan mengembangkan potensi non-akademik sangat sedikit.

Pemberian PR memiliki kelebihan dan kekurangan dilihat dari berbagai sudut.

Kelebihan-kelebihan PR yang diberikan antara lain:

Pertama, menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas-tugas yang diberikan guru.

Kedua, siswa dapat mencari sumber belajar yang lebih banyak karena PR dapat dikerjakan di mana saja dan waktunya sesuai dengan kesepakatan antara guru dan siswa.

Ketiga, membiasakan para siswa untuk berliterasi dan mencari sumber belajar sendiri yang sesuai.

Keempat, melatih siswa untuk mengatur waktu karena tugas harus dikumpulkan sesuai kesepakatan guru dan siswa.

Kelima, siswa mampu mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki dengan lebih leluasa.

Adapun kekurangan-kekurangan dari pemberian PR kepada siswa adalah:

Pertama, PR sering diabaikan siswa karena dapat dikerjakan kapan dan di mana saja. Jika PR yang diberikan terlalu banyak, siswa akan mengalami stres. 

Dilansir dari laman www.website pendidikan,com menyatakan dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Experimental Education dengan mengambil contoh 4.317 siswa yang berasal dari 10 sekolah menengah favorit di California menyebutkan bahwa 56% siswa menganggap PR sebagai sumber utama para siswa mengalami stres

Kedua, siswa saat mengerjakan pekerjaan rumah (PR) sulit diawasi oleh guru. Kompetensi siswa kurang terukur karena mereka banyak mencontoh atau menyalin jawaban dari orang lain atau menyalin jawaban dari mesin penelusuran di internet.

Ketiga, kurangnya waktu siswa untuk bermain, bersosialisasi dan mengembangkan bakat non akademik.

Keempat, banyak PR akan membuat kesehatan anak terganggu. Berdasarkan artikel yang dimuat di laman www.helosehat.com menyebutkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh sekelompok peneliti Australia menyelidiki hubungan antara waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan rumah dengan prestasi akademis siswa. 

Hasilnya, mereka menemukan jika kebanyakan siswa yang mendapatkan terlalu banyak PR justru akan meningkatkan masalah kesehatan karena kurang tidur, stres, kurang waktu bermain, dan lain sebagainya. 

Terlalu banyak PR tidak membantu anak-anak mendapatkan nilai bagus di sekolah, namun pada kenyataannya hal ini justru malah membuat nilai ujian mereka anjlok. 

Hal ini diperkuat oleh Richard Walker, seorang psikolog pendidikan di Universitas Sydney yang mengatakan jika data menunjukkan bahwa di negara-negara yang mayoritas anak-anaknya lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengerjakan PR, justru mendapatkan nilai lebih rendah pada tes standar yang disebut Program for International Student Assessment, atau PISA. 

Penelitian lain yang dilakukan oleh Profesor Etta Kralovec dari Universitas Arizona, ia mengatakan PR memang memiliki manfaat signifikan bagi siswa SMA. Tapi manfaatnya menurun pada siswa SMP dan sama sekali tak bermanfaat bagi siswa SD.

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Saat Memberikan PR kepada Siswa

Permasalahan yang sering terjadi adalah saat guru memberikan penugasan yang terlalu banyak kepada siswa. Hal tersebut menimbulkan masalah baru antara lain stres. Siswa merasa mendapat tekanan dan belenggu dari tugas-tugas yang diberikan oleh guru. 

Untuk menghindari hal tersebut ada beberapa langkah yang harus diperhatikan guru sebelum memberikan penugasan kepada siswa, yaitu:

Pertama, tentukan tujuan PR kepada siswa. Umumnya tujuan pemberian PR itu adalah memberikan pemahaman yang lebih luas kepada siswa dan menyiapkan siswa untuk mendapatkan materi yang baru.

Kedua, sesuaikan jumlah PR dengan jenjang pendidikan dan tingkat kesulitan. Perhitungkan pula kesempatan waktu untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut. Jangan sampai para siswa yang waktu pulang sekolahnya lebih sore akan mendapatkan tugas yang cukup banyak.

Ketiga, berikanlah tugas yang mampu dikerjakan oleh siswa secara mandiri agar keterlibatan orang tua dapat dikurangi. Hal tersebut ditujukan agar tumbuhnya kemandirian siswa.

Keempat, berikanlah umpan balik tugas-tugas yang telah dikerjakan oleh siswa. Hindari kebiasaan untuk memberikan tugas tetapi tidak dinilai.

Kelima, berikanlah tugas yang dapat menumbuhkan kreativitas siswa.

Keenam, perhatikan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas tersebut dan informasikan langkah-langkah untuk mengerjakan tugas berdasarkan kesepakatan bersama antara guru dan siswa.

PR atau penugasan yang diberikan oleh guru hendaknya dapat memberikan manfaat langsung bagi siswa. 

Oleh karena itu para guru hendaknya memperhatikan hal-hal yang harus dilakukan agar tujuan pemberian tugas (PR) tersebut berhasil dengan maksimal. 

Jumlah PR yang banyak tidak akan menjamin para siswa memperoleh tambahan pengetahuan justru akan mengalami sebaliknya. Semoga bermanfaat.

Referensi:

E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2008, h. 113

Website pendidikan. 2019. Dampak Positif dan Negatif PR bagi Siswa.. https://www.websitependidikan.com/2016/11/dampak-positif-dan-negatif-pr-bagi-siswa-sekolah.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun