Siang itu Prety bertekad untuk mulai menggunakan hijabnya. Mungkin inilah jawaban yang diberikan Allah buatnya. Selama ini Prety masih ragu-ragu saat akan berhijab. Dia ingat percakapannya dengan Alisa, Anggun dan Vera, sahabat-sahabatnya.
"Buat apa sih kamu berhijab? Ribet dan panas ditambah lagi rambutmu yang bagus itu tidak akan terlihat. Aura kecantikanmu nanti tertutup," ucap Alisa dengan sinis. Saat itu dia menyampaikan niatnya untuk menggunakan hijab.
"Iya, Prety. Yang penting pakaian kita sopan dan tidak terbuka. Kamu pasti akan kepanasan bila berhijab," timpal Vera memberikan komentar.
"Hush ... kalian ini tidak boleh begitu. Niat Prety kan bagus. Harusnya kita mendukungnya bukan mengejeknya," tukas Anggun mengingatkan teman-temannya," Teruskan niatmu, Prety, jika kamu sudah yakin dengan keputusanmu. Insya Allah saya akan menyusulmu"
Prety tersenyum melihat reaksi teman-temannya. Sejak saat itu tekad Prety semakin kuat. Dia memutuskan untuk menggunakan hijab selamanya. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan kesabaran saat dia melaksanakan niatnya. Prety ingin niatnya berhijab semata-mata karena Allah SWT bukan karena mode atau ingin mendapat pujian dari orang lain.
***
Pagi itu Prety mulai berhijab. Dia beruntung memiliki orang tua yang mendukung keputusannya. Bunda membelikan seragam baru khusus muslimah serta pakaian-pakaian gamis yang akan dikenakannya sehari-hari. Ayah dan Bunda merasa bahagia saat melihat kesungguhan putri mereka ini.
"Alhamdulillah, putriku sudah mendapat hidayah untuk berhijab. Semoga kamu meneguhkan niatmu seterusnya ya, Nak. Ayah bangga padamu," ujar Ayah saat sarapan.
"Alhamdulillah kamu mendapatkan kesadaranmu sendiri. Bunda yakin niatmu yang keluar dari hati sendiri akan terus teguh menjalankan keputusanmu," komentar Bunda sambil memelukku.
Pantas jika Bunda berbicara seperti itu karena sudah berkali-kali Bunda menasehati Prety untuk berhijab. Bunda sendiri sudah sejak kuliah menggunakan hijab.
"Kamu lebih cantik berhijab, lo, Dik. Tidak terlihat tomboy seperti biasanya," tukas Mas Arman sambil tersenyum. Pretty melotot ke arah kakak semata wayangnya ini diiringi gelak tawa semua orang.