Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlukah Tes Diagnostik Sebelum Pelaksanaan Pembelajaran Diferensiasi

4 Juli 2022   20:48 Diperbarui: 5 Juli 2022   05:39 2725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila kita memandang para siswa di depan kelas dan memandang para siswa yang memiliki aneka keragaman, apa yang terlintas dalam benak kita? Apakah kita menganggap bahwa mereka memiliki kemampuan yang sama?

Sebagai seorang guru kita tidak boleh menganggap bahwa kemampuan yang dimiliki siswa itu sama. Kemampuan yang dimiliki masing=masing individu pastinya berbeda seiring dengan keragaman yang ada dalam kelas. Ada perbedaan jenis kelamin, keragaman latar belakang orang tua, keragaman ekonomi, keragaman daya serap dan intelegensi, keragaman minat anak, keragaman gaya belajar serta keragaman fisik. Keragaman itulah yang menyebabkan perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh para siswa.

Hal inilah yang melatarbelakangi adanya strategi pembelajaran diferensiasi yang terdapat dalam Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini diharapkan dapat memulihkan kesenjangan-kesenjangan pembelajaran saat Pandemi Covid-19.  Kurikulum merdeka memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi siswa agar dapat mengembangkan diri sesuai minat, kemampuan dan gaya belajarnya. Guru juga memiliki kebebasan untuk mengunakan berbagai media, strategi dan alat yang dapat menunjang pembelajaran sesuai dengan keragaman yang dimiliki para siswa.

Pembelajaran diferensiasi adalah pembelajaran yang menitikberatkan keleluasaan siswa untuk meningkatkan kemampuan, potensi, minat dan profil siswa. Pembelajaran berdiferensiasi mempunyai fokus pada tiga aspek yaitu proses, produk dan konten/materi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang berakar pada kebutuhan para siswa sesuai dengan minat, kemampuan dan cara guru merespon, 

Untuk merespon perlu dibuat keputusan-keputusan yang tepat oleh guru. Keputusan-keputusan itu berkaitan dengan hal-hal berikut:

  1. Tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Tujuan pembelajaran itu harus jelas buat guru dan siswa,
  2. Cara merespon kebutuhan anak yang berbeda-beda. Respon ini pun berkaitan dengan rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, media yang dapat digunakan sesuai dengan minat dan potensi anak, dan sumber belajar yang dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran secara maksimal,
  3. Cara guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memotivasi siswa,
  4. Upaya guru melakukan pengelolaan kelas yang efektif,
  5. Penilaian berkelanjutan yang harus dilakukan,
  6. Pemetaan kebutuhan siswa. Ada tiga aspek yang mempengaruhi kebutuhan siswa. Menurut Tomlison (2001) dalam bukunya yang berjudul "How to Differentiantie Instruction in Mixed Ability Classroom" ada tiga aspek yang dasar kebutuhan belajar siswa yaitu: kesiapan siswa, minat siswa dan profil siswa.

Untuk mengambil keputusan-keputusan tersebut, guru harus melakukan tes diagnostik. Tes diagnostik ini adalah tes untuk mengetahui kemampuan dasar siswa, kesulitan yang ditemui, gaya belajar, minat dan profil siswa. Hasil tes diagnostik ini dapat digunakan guru untuk membuat keputusan-keputusan berdasarkan fakta yang ada pada siswa. Hasil ini juga akan dipakai sebagai proses tindak lanjut dalam menentukan kebijakan belajar para siswa.

Fungsi dari tes diagnostik itu sendiri adalah mengidentifikasi kesulitan, kelebihan kemampuan siswa dan melihat profil, minat dan kemampuan siswa. Selain itu tes ini juga memiliki fungsi sebagai data pijakan bagi guru untuk melakukan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan profil siswa itu sendiri.

Tes diagnostik dapat dilakukan dengan dua macam cara: tes non kognitif dan tes kognitif. Tes diagnostik non kognitif bertujuan untuk mengetahui kesehatan sosial emosional siwa, mengetahui latar belakang siswa, mengetahui gaya belajar, minat dan karakter siswa. Tes diagnostik kognitif memiliki tujuan untuk mengidentifikasi pencapaian kemampuan kognitif siswa, menyesuaiakan pembelajaran yang dibutuhkan siswa, dan menentukan jenis remedial dan pengayaan yang dibutuhkan siswa.

Hubungan Tes Diagnostik dengan Strategi Pembelajaran Diferensiasi

Strategi pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi yang mengedepankan kebutuhan siswa, minat dan profil yang ada pada siswa. Strategi pembelajaran ini digunakan setelah guru melakukan identifikasi terhadap  kelemahan, kelebihan siswa, capaian kompetensi siswa, gaya belajar, minat siswa dan profil siswa secara keseluruhan. Semua data tersebut dapat dilakukan dengan melakukan tes diagnostik awal sehingga hasil tes dapat digunakan sebagai data untuk mengambil keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun