Keluarga adalah lingkungan kehidupan pertama yang dikenal oleh anak. Anak-anak mulai belajar di lingkungan keluarga mereka tentang hal-hal yang belum pernah diketahuinya. Anak bisa diibaratkan sebongkah tanah liat yang akan dibentuk. Proses pembentukan dan tujuan membentuknya itu tergantung kepada keluarga khususnya orang tua.
Saya yakin para orang tua bertujuan untuk membentuk anak-anak mereka agar menjadi anak cerdas dan berkarakter atau berakhlak baik.. Oleh karena itu orang tua harus memahami parenting yang baik bagi anak- anaknya.
Parenting adalah pola asuh, cara, upaya yang dilakukan secara aktif dan berkesinambungan oleh orang tua terhadap anak-anaknya. Pengetahuan dan pemahaman orang tua terhadap pola asuh anak akan berpengaruh besar kepada proses tumbuh kembang seorang anak di masa depannya. Oleh karena itu orang tua harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang baik tentang pola asuh dan cara mendidik anak-anak mereka agar kelak dapat menjadi sumber daya manusia yang mumpuni.
Pengetahuan dan keterampilan tersebut juga sangat dibutuhkan oleh para orang tua yang memiliki anak-anak yang 'spesial'dan memiliki masalah dalam tumbuh kembang mereka (anak-anak disabilitas). Tentu saja orang tua harus mampu mengelola pola asuh yang sesuai dengan masalah yang ada pada anak-anak.
Selanjutnya saya akan membahas anak-anak yang memiliki masalah pendengaran. Orang tua harus memahami apa saja yang harus dilakukan saat mereka mendapatkan kenyataan bahwa anak mereka bermasalah di pendengarannya.
Masalah pendengaran itu ada dua macam, yakni deaf (tidak mendengar) dan low hear (kurang mendengar). Orang tua yang memiliki anak dengan masalah di pendengaran harus mampu mengolah pola asuh dengan baik sehingga anak-anak tetap mendapatkan hak belajar.
Baca : 5 Tips Mendidik Anak Deaf  di sini
Pada masa pandemi Covid-19 yang lalu, pemerintah memberlakukan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan jaringan internet. Pemberlakuan PJJ itu berlaku untuk semua siswa, termasuk para siswa yang memiliki masalah pendengaran.
Bimbingan yang biasanya dilakukan oleh guru harus dilakukan oleh orang tua. Banyak kendala yang ditemukan saat orang tua berperan sebagai guru pembimbing bagi anak-anak mereka. Pengetahuan yang tidak dikuasai oleh para orang tua, penggunaan internet bagi orang tua yang gaptek, jaringan yang tidak stabil ataupun dana yang tidak memadai untuk membeli kuota internet menjadikan masalah yang membingungkan orang tua.
Hal-hal yang sudah dijelaskan itu sangat mempengaruhi pemahaman belajar anak. Apa yang terjadi kemudian? Anak-anak merasa malas untuk mengikuti pembelajaran daring.
Hal yang sama juga dialami oleh para siswa penyandang tuna rungu. Pembelajaran daring sangat menyulitkan buat mereka. Metode pembelajaran yang dilakukan biasanya dilakukan langsung oleh guru sedangkan pembelajaran jaring memiliki batas. Upaya untuk meminimalisir kendala-kendala ersebut harus dilakukan, salah satunya adalah dengan memanfaatkan internet.