Satire berasal dari bahasa latin 'satura' yang berarti kritikan, kecaman terhadap suatu hal atau keadaan.
Puisi satire adalah ungkapan perasaan para penyair terhadap kondisi yang tengah terjadi di masyarakat berupa sindiran, kecaman dan kritik tajam.
Ciri-ciri puisi satire ini sama dengan puisi pada umumnya, yaitu: penulisan puisi dituangkan dalam bentuk bait yang terdiri atas baris-baris, bukan bentuk paragraf, pilihan kata (diksi) yang dipakai dalam puisi biasanya bersifat kiasan, padat, dan indah, penggunaan majas sangat dominan dalam bahasa puisi. pemilihan diksi yang digunakan mempertimbangkan adanya rima dan persajakan.
Unsur- unsur intrinsik puisi meliputi:
1. Pilihan kata (diksi)
Diksi adalah pilihan kata yang pas dan selaras dalam puisi sangat dibutuhkan. Pilihan kata yang pas akan menghidupkan situasi, perasaan, serta keindahan dari puisi.
2. Majas
Majas adalah satu gaya bahasa yang berbentuk kiasan. Pengarang puisi biasanya memakai bahasa kiasan agar puisi yang ditulis terlihat indah serta menarik.
Bahasa kiasan mempunyai tujuan untuk mengemukakan secara otomatis tentang arti yang disebut oleh pengarang puisi.
3. Rima atau Unsur Bunyi
Rima atau unsur bunyi bisa disebut sebagai sajak. Jadi, rima merupakan satu pengulangan bunyi yang berselang, baik di dalam larik sajak atau pada akhir larik di sajak.
Pengulangan bunyi ini ditujukan untuk menambah nilai merdu dari puisi yang ditulis.
4. Citraan atau Imajinasi
Citraan bertujuan agar imajinasi dari pembaca dapat terpancing. Â Kata-kata yang dipakai itu memberi kesan pada panca indra untuk pembaca. Jenis-jenis citraan dalam puisi antara lain, citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan perasa, serta citraan pengecap.
Contoh Puisi Satire
 Negeri Abal- Abal
Bentala menyapa penuh amarah
Bencana merobek asa tiap manusia
Penduduk yang dilanda berbagai musibah
Menunjukkan hak sang Maha Pencipta
Negeri ini subur makmur gemah limpah loh jinawi
Ironi bila masyarakat hidup tersungkur
Berebut , menyikut untuk dapat hidup
Mementingkan ego pribadi tanpa nurani
Banyak kebohongan yang tersembunyi
Janji-janji yang tak terkendali
Uang rakyatpun dimiliki
Disimpan untuk di korupsi
Masyarakat menjerit penuh sengsara
Dibalik bahagia tikus-tikus berdasi
Menggerogoti kekayaan negara
Membuat menangis ibu pertiwi
Saat ini kami hidup dalam ketidakpastian
Harga harga semakin melambung tinggi
Untuk mendapatkan sembako kami harus rela antri
Padahal kami membeli bukan diberi
Negeri subur loh jinawi
Tanah nan elok  hamparan permadani
Alam indah bagaikan surgawi
Kekayaan alam yang melebihi
Kenapa sembako susah dicari
Pertiwi kita menangis
Tangan jahil merusaknya
Napsu serakah digenggam erat
Kemunafikan disembunyikan
Negeri ini jatuh kesakitan
Meminta keadilan yang hakiki
Dari pemimpin yang memanipulasi
Dari pemimpin yang tidak punya hati nurani
Negeri yang katanya toleransi
Saling menghargai tapi cacimaki
Keresahan semakin menjadi
Binatang tidak punya salah dikambinghitami
Wahai sang penguasa bangsa ini
Jadilah kepribadian bangsa yang mulia
Tengoklah kepada kaum yang minoritas
Rakyat membutuhkan kenyamanan hidup
Puisi Kolaborasi ke 17 tim GLS SMPN 2 Cibadak (,Ibu Nina, Vickri Juliandra, Ibu Tati, Â Ibu Shintawati, Ibu Yeni, Pak Irman, Bu Eva
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI