Tanggal 17 Januari 2022 sekolah kami akan memulai pembelajaran di semester genap. Kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah berdasarkan musyawarah kerja kepala sekolah subrayon Cibadak Kabupaten Sukabumi, PTM terbatas akan mulai dilakukan dengan formula lima puluh persen siswa belajar di sekolah selama seminggu dan lima puluh siswa belajar di rumah melalui moda daring.Â
Pelaksanaan tatap muka dilakukan secara bergantian dengan durasi waktu seminggu. Dengan demikian, siswa akan belajar di sekolah selama seminggu dan pada minggu berikutnya siswa akan mengikuti pembalajaran daring di rumah.
Keputusan tersebut diperkuat oleh surat resmi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi yang mengizinkan sekolah melakukan pembelajaran tatap muka hanya dengan 50% jumlah siswa dengan durasi waktu enam jam pelajaran.
Hal itu berbeda dengan pelaksanaan tatap muka terbatas pada saat semester satu. Para siswa mengikuti pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah secara bergantian setiap hari. Formula pembelajaran ini memudahkan guru untuk berkomunikasi secara langsung dengan siswa minimal tiga hari dalam seminggu.Â
Sedangkan formula siswa PTM satu minggu sekali membuat guru sulit berkomunikasi langsung dengan siswa yang sedang mengikuti proses belajar di rumah atau PJJ.
Beberapa kendala yang ditemukan saat pelaksanaan PJJ harus dicari solusinya. Kendala tersebut antara lain: metode pembelajaran yang tidak fleksibel dan kurang efektif, banyak guru, siswa dan orang tua yang tidak menguasai teknologi digital, sarana pembelajaran daring yang kurang, jaringan internet yang kurang stabil dan banyak hal yang tidak dapat diamati oleh guru saat pembelajaran jarak jauh tersebut.
Empat Hal Yang Sulit Diamati Guru Saat PJJ Daring
Pembelajaran jarak jauh memberikan konsekuensi baru yaitu perlunya kerja sama antara guru dan orang tua dalam melalui proses pembelajaran khususnya memberikan pengawasan saat jadwal pembelajaran daring.
Proses pembelajaran jarak jauh ini membuat guru tidak dapat melakukan pengawasan dan bimbingan secara langsung khususnya hal-hal berikut:
- Guru sulit membina karakter siswa
- Guru tidak dapat membimbing siswa secara langsung saat mereka menemui kesulitan
- Guru tidak bisa mengawasi langsung saat dilaksanakannya asesmen akademik.Bisa saja siswa menggunakan jokey untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.
- Guru tidak dapat mengamati secara langsung perkembangan kompetensi pengetahuan, keterampilan, sosial dan spriritual siswa.