Tidak ada satu pun orang tua yang mengharapkan anaknya memiliki kekurangan. Namun takdir tidak pernah kita ketahui. Apa yang akan terjadi saat kita dikaruniai anak yang tidak sempurna. Dunia seakan runtuh. Penolakan akan ada di hati kita. Kita bertanya mengapa harus anak kita yang mengalami hal tersebut? Mengapa anak kita bisa memiliki hambatan tumbuh kembang? Kita berpikiran jika Tuhan tidak adil pada anak kita.
Hal tersebut yang dialami oleh seorang ibu. Sebut saja nama si ibu itu Tias. Awalnya wajar jika orang tua beranggapan seperti itu, tetapi hal tersebut tidak boleh berlarut-larut. Menurut Tias, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang ibu saat melahirkan anaknya.
Pertama, cek segala kelengkapan jasmani yang ada dalam tubuh bayi. Secara kasat mata kita bisa melihat tangan, kaki, telinga, mulut dan organ tubuh yang terlihat langsung.Â
Namun tidak semua organ tubuh dapat kita periksa secara langsung, seperti organ pendengaran. Lakukan tes OAE (Oto Acoustic Emission) yang dilakukan pada bayi yang baru lahir untuk melakukan deteksi dini (screening) khususnya bagi bayi yang berisiko gangguan pendengaran.
Penyebab gangguan pendengaran pada bayi yang baru lahir disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu si bu saat hamil terkena virus TORCH (virus toxoplasma, rubella, cyto meagalo virus, herpes simplex). Penyebab lain adalah si ibu saat hamil meminum obat yang salah sehingga mempengaruhi pendengaran.
Ibu Tias sendiri tidak tahu apa penyebab anaknya mengalami tuli sejak lahir. Dia pun tidak mengecek anaknya saat baru lahir. Bu Tias baru mengetahui jika anaknya memiliki masalah pendengaran saat usia 2 tahun.
Pada saat itu Bu Tias mencermati tumbuh kembang putri kecilnya itu tidak sesuai dengan tumbuh kembang seharusnya. Sesuai dengan artikel yang dia baca, anak usia dua tahun harus menguasai sedikitnya 50 kata, mengulang kata-kata yang di dengarnya, mengucapkan kalimat yang pendek dan sederhana, mengikuti petunjuk sederhana, mengulang kata-kata yang didengar dalam percakapan, mengetahui nama orang tua, saudara atau anggota keluarga lain.
Kemampuan- kemampuan dasar itu tidak dimiliki oleh putri ibu Tias. Kemudian dia mencari tahu apa solusi yang harus dilakukannya melihat gejala putri kecilnya itu lambat tumbuh kembangnya.
Kedua, Jangan segan berkonsultasi dengan ahli jika melihat tumbuh kembang anak lambat.
Saat bu Tias mengetahui keterlambatan yang dialami putrinya, dia langsung berbicara dengan suaminya. Dia mengajak suaminya untuk memeriksakan putrinya itu ke klinik tumbuh kembang anak.Â