Bermain dalam jelaga yang hitam kelam
sedangkan asa hanya tergantung di awang-awang
sulit diraih dalam genggaman
Dicobanya berdamai dengan hati
caci maki  para cukong yang tiada henti
kerap menyisakan luka di dada
namun dicobanya untuk menahan luka
Dicobanya untuk melakukan setiap titah
dilaksanakan setiap tugas dan perintah
meski raga dan jiwa terasa lelah
tiada daya senantiasa menahan amarah
Dia kubur mimpi dan cita-cita
Baginya hidup adalah lukisan kisah kelam
Jurang membentang di antara dia dan majikan
jarak yang amat jauh  bagai bumi dan awan
Mereka berada di dunia yang sama
Namun menempati ruang-ruang yang berbeda
Dia berada di ruang gelap dan suram
tenggelam dalam tumpukan jelaga
Sementara para majikan dan para cukong
Asyik hura-hura dan kongkow - kongkow
kebahagiaan yang tegakterpancang
berdiri di antara lara sang asisten rumah tangga
Aku juga manusia yang butuh sejahtera
Aku insan yang ingin kebahagiaan
Jangan kau ku kucuri kami dengan air mata
karena hidup kami pun selalu penuh derita
#puisininasulistiati
Cibadak, 22 November 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H