Seseorang yang literat adalah saat dia membaca dan mempraktikan hal-hal baik dalam kehidupannya sesuai dengan buku yang dibacanya.
Masalah lingkungan selalu menjadi bahan pembicaraan yang menarik. Banyak usaha yang dilakukan agar kita bisa melakukan hal-hal yang akan menyelamatkan lingkungan, paling tidak arah aktivitasnya menjaga lingkungan tetap bersih dan nyaman.
Salah satu masalah lingkungan yang sulit dipecahkan adalah masalah sampah. Setiap hari satu rumah tangga menyumbang sampah organik dan non organik minimal satu kilogram.Â
Satu RT kurang lebih lima puluh kilogram sampah akan terkumpul. Lalu berapa ton kah satu hari dihasilkan oleh penduduk satu desa?Â
Berapa pula sampah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga se-Indonesia, belum lagi ditambah dengan limbah-limbah industri. Tak heran pemerintah merasa kelabakan saat menangani masalah sampah ini.
Sebenarnya banyak cara untuk memanfaatkan limbah rumah tangga, khususnya limbah organik yang berasal dari sayuran dan buah-buahan yang sudah kita konsumsi.Â
Dari pada kulitnya kita buang, lebih baik kita manfaatkan menjadi eco enzyme. Selain memanfaatkan limbah dapur, kita juga bisa mengurangi sampah yang dihasilkan oleh aktivitas memasak.
Eco enzyme ini sudah dikenal di Indonesia. Beberapa komunitas sudah berdiri dan memberikan contoh baik tentang pemanfaatan limbah rumah tangga dan menjadikan suatu produk lain yang sangat bermanfaat.
Sejarah Eco Enzyme
Dr. Rosukon Poompanvong adalah sosok yang sangat berjasa dalam menemukan eco enzyme ini. Beliau melakukan penelitian selama bertahun-tahun untuk mengubah limbah rumah tangga menjadi sesuatu formula yang akan memiliki manfaat bagi manusia dan lingkungan. Dia adalah pendiri Asosiasi Pertanian Organik.Â