Artikel ini mungkin sederhana dan recehan. Judulnya mengutip dari larik puisi pupuhu Inspirasiana pak Katedrarajawen, mohon izin ya pak, karena memang demikian yang saya kerjakan selama ini. Â Saya hanya ingin memberikan gambaran bagaimana proses saya dalam menulis khususnya di blog Kompasiana ini.
Gambaran tentang motivasi dan niat saya bergabung dengan salah satu komunitas menulis ini. Saya mengatakan sebagai salah satu komunitas karena nyatanya saya juga bergabung dengan beberapa komunitas menulis di luar sana. Dan nyatanya saya masih belum bisa mahir menulis meskipun sudah berguru ke berbagai suhu menulis.
Menulis Sebagai Sebuah Kebutuhan
Kegiatan menulis merupakan sebuah kebutuhan bagi saya. Mengapa demikian? Profesi saya menuntut agar saya memiliki kemampuan menulis. Saya merasa malu jika memotivasi anak didik saya untuk menulis sedangkan saya sendiri tidak mampu menulis.Â
Paling tidak saya harus bisa membuat program kerja sendiri dan tidak hanya copas dari orang lain. Saya membutuhkan kemampuan menulis tersebut. Dengan demikian saya pun harus terus belajar dari berbagai sumber agar kualitas tulisan saya semakin meningkat.Â
Dan nyatanya saya selalu merasa belum memiliki kemampuan menulis dengan kualitas yang baik. Dan saya harus bertekad untuk terus belajar.
Awalnya saya senang menulis dengan genre fiksi. Cerpen, puisi, pantun bahkan novel pun pernah saya buat. Karya-karya saya itu masih menjadi koleksi pribadi yang memenuhi file laptop saya.Â
Mengapa demikian? Saya belum memiliki kepercayaan diri untuk memublikasikana ke media massa selain majalah dinding sekolah yang saya kelola bersama anak-anak.
Menumbuhkan Kepercayaan Diri Memang Sulit
Kepercayaan diri seseorang memang perlu dihadirkan agar berani melangkah dan sukses. Demikian pula kepercayaan diri saya yang masih tersembunyi.Â
Setiap kali akan menerbitkan tulisan, saya merasa ragu dan selalu bertanya:" Apa respon dari orang-orang yang membaca tulisan-tulisan saya?'
Saat kuliah dulu beberapa tulisan saya pernah dimuat di media massa. Seharusnya itu menjadi motivasi sendiri agar saya berani memublikasikan tulisan-tulisan saya. Namun entah keberanian itu terkubur dalam. Saya hanya berani menuliskan setiap karya hanya untuk koleksi pribadi.
Pada tahun 2017, saya diutus oleh instansi saya untuk mengikuti pelatihan penggerak literasi di Bandung Jawa Barat. Saya bergabung dengan orang-orang hebat yang memiliki kemampuan literasi yang mumpuni baik literasi baca tulis, dan literasi digitalnya.Â