Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Enam Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua Saat Anak Masuk Masa Puber

17 Agustus 2021   00:09 Diperbarui: 18 Agustus 2021   09:45 1191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak puber | Shutterstock via kompas.com

Kita sering mendengar ungkapan ABABIL yang sering dilontarkan banyak orang.

Ya ababil kependekan dari abege labil. Ungkapan itu kerap kita dengar saat melihat para remaja yang bersikap aneh-aneh. 

Mereka yang baru memasuki masa puber pasti akan berpolah macam-macam. Masa puber pasti dialami oleh semua orang, laki-laki atau perempuan.

Masa puber yang dialami pun akan berbeda-beda waktunya. Ada anak yang mengalami puber pada usia 10 tahun. Ada pula yang baru berusia 15 tahun baru mengalami puberitas.

Apa sebenarnya masa puber itu?

Banyak orang memaknai masa puber itu adalah masa saat seseorang mulai tertarik kepada lawan jenis. Istilah anak saya yang kini sedang puber adalah lirik-lirik coker (cowok keren).

Dalam KBBI puber itu adalah masa usia remaja. Dengan kata lain masa perubahan dari anak-anak ke remaja. Banyak perubahan yang terjadi saat anak-anak kita memasuki masa puber. Perubahan fisik, psikologis, emosional, dan cara berpikir pasti akan dialami oleh mereka.

Dari segi biologis, masa puber itu berubahnya beberapa fungsi tubuh yang tadinya belum matang menjadi matang (dari masa akil memasuki masa balig). Usia anak yang memasuki masa baligh ini berkisar antara 12 tahun sampai dengan 15 tahun.

Apakah ciri-ciri anak yang masuk masa puber?

Ciri-ciri perubahan anak-anak yang memasuki masa puber pasti berbeda=beda dilihat dari jenis kelamin dan uisa mereka saat memasuki masa puber.

Untuk anak perempuan ciri-ciri yang paling umum adalah saat mereka mulai mengalami haid. Perubahan fisik anak perempuan yang sudah puber dapat terlihat dari mulai  tulang, otot, tinggi, dan mulai membesarnya bagian payudara. 

Perubahan itu juga terjadi dengan tumbuhnya rambut di beberapa daerah sensitif wanita. Mereka sudah mulai gemar berdandan dan mulai mencari perhatian dari teman-teman yang berbeda jenis. Remaja perempuan akan mulai berjerawat pada saat menjelang haid.

Masa pubertas pada anak laki-laki adalah mulai mimpi basah. Kemudian mereka akan berubah warna suaranya. Biasanya remaja putra memiliki suara yang lebih besar. 

Kemudian akan tumbuh pula jakun di lehernya. Mereka juga akan tumbuh rambut di beberapa bagian. Otot-otot mereka akan berkembang menjadi lebih kuat. Perubahan lain adalah bentuk penis yang lebih besar.

Pada umumnya anak yang memasuki masa puber memiliki tingkat emosional yang belum stabil. Mereka cenderung ingin diperhatikan dan dituruti setiap keinginan.

Mereka selalu ingin memiliki kebebasan dan tidak menginginkan ikatan, aturan dan disiplin yang ketat. Tingkat emosional yang berubah-ubah inilah yang harus diperhatikan para orangtua. Orangtua harus membimbing anak-anak yang baru memasuki masa pubertas.

Apakah yang harus dilakukan orangtua saat anak masuk masa pubertas?

Muhammad Muhyidin, dalam bukunya Remaja Puber di Tengah Arus, 2004, menyebutkan bahwa masa pubertas adalah masa yang berselimut keindahan, berkerudung kecantikan, tetapi memendam bara yang mematikan. 

Duri-duri pubertas laksana sebilah pedang bermata dua. Dia akan menjadi senjata ampuh untuk mempertahankan diri. Namun bisa juga menjadi senjata yang mematikan bila tidak mampu mengendalikan.

Oleh karena itu orangtua sepatutnya mengawasi anak-anak yang memasuki masa pubertas. Inilah enam hal yang harus diperhatikan saat membimbing anak yang memasuki masa pubertas.

Jadilah sahabat yang dapat menjadi tempat curhat mereka. 

Anak yang memasuki masa puber pasti akan mengalami perubahan psikologi. Mereka akan menemukan banyak masalah dalam kehidupan mereka, di sekolah ataupun di lingkungan lainnya. 

Orangtua harus mampu membangun komunikasi yang baik dengan anak agar anak-anak tidak sungkan curhat kepada orangtua. Jangan sekali-kali menghakimi tindakan mereka yang kurang tepat namun berilah pemahaman secara bijaksana.

Bekali anak dengan pendidikan agama yang cukup.

Pendidikan agama adalah pondasi utama yang harus diberikan kepada anak. Jika tuntunan agama sudah dipahami dan dilaksanakan oleh anak, otomatis mereka akan mempunyai landasan untuk memilih tindakan yang benar. 

Godaan bagi para remaja akan banyak berdatangan baik dari teman-temannya, atau pun dari teknologi yang semakin canggih. Landasan iman dan ketakwaan kepada sang Maha Pencipta akan menjadi benteng kuat jika ada serangan dari berbagai pihak yang akan menghancurkan mental dan moral anak-anak.

Berdiskusilah dengan anak tentang kehidupan remaja.

Berdiskusilah dengan anak tentang kehidupan remaja dan tantangannya. Berikan masukan-masukan yang akan menguatkan paradigma anak tentang kehidupan yang baik. 

Pahamkan pula tentang ancaman-ancaman yang akan dihadapi dan akan menghancurkan kehidupan remaja, misalnya: teman-teman yang membujuk untuk merokok, mencoba-coba narkoba, membolos dan perbuatan-perbuatan negatif lainnya.

Bimbinglah anak agar mampu mengendalikan emosi

Remaja yang memasuki masa puber cenderung emosinya tidak stabil Mereka sering marah-marah jika kehendak mereka tidak dituruti. Bagi perempuan biasanya lebih baper, sering menangis atau melamun atau juga uring-uringan tidak karuan. Latihlah mereka untuk mengendalikan emosi.

Berikan pendidikan seks yang mendasar dengan sangat bijaksana

Pendidikan seks yang diberikan kepada remaja bertujuan memberikan pemahaman kepada organ-organ tubuh vital yang dimilikinya. Cara merawat organ-organ tubuh tersebut. Dan menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk menjaga organ-organ tersebut dari penyimpangan-penyimpangan yang akan mengancam mereka.

Dengan demikian akan tumbuh sikap hati-hati dan waspada kepada pihak yang akan memberikan ancaman.

Jangan beraksi berlebihan jika ada perubahan pada anak

Orangtua tidak perlu beraksi sangat berlebihan jika anak mengalami perubahan sikap, penampilan dan emosional. Pahami apa yang yang menjadi penyebabnya dan ajaklah berbicara tentang sikap negatif yang dilakukan. Jika orangtua berlebihan maka anak akan membangkang nasehat yang kita berikan.

Sebagai orangtua yang memiliki anak yang memasuki masa pubertas harus memiliki kepekaan yang tinggi. Kepekaan itu dibutuhkan agar mampu memahami anak. Masa pubertas adalah masa yang hanya terjadi selintas.

Jika anak-anak dapat melewati masa itu dengan baik maka dia akan mampu pula memasuki kehidupan dewasa yang baik.

Semoga bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun