Jika Anda ingin diingat orang setelah Anda tiada, maka tulislah sesuatu yang patut dibaca atau berbuatlah sesuatu yang patut diabadikan. (Benjamin Franklin)
Menulis adalah hobi yang biasa dilakukan banyak orang. Tidak sedikit orang yang hobi menulis buku harian, menulis cerpen, puisi atau jenis tulisan lain. Namun tidak semua orang yang berani memublikasikan karya-karyanya. Berbeda dengan masa pandemi Covid 19 ini. Keberanian dan kepercayaan diri muncul di kala ada wadah yang dapat membantu kita memublikasikan karya tulis kita.
Ada kisah yang saya alami berkaitan dengan hobi tulis menulis ini. Suatu hari saya mendapat undangan dari seorang kawan untuk mengikuti kegiatan menulis bersama sebuah komunitas. Sebagai orang yang belum memiliki keberanian untuk menulis sendiri , ajakan tersebut saya terima. Dan hasilnya memang luar biasa.Â
Semangat saya bertumbuh untuk melakukan hobi tersebut. Saya memang hobi menulis namun tulisan tersebut masih sebatas koleksi pribadi dan belum memiliki kepercayaan diri untuk dipublikasikan.Â
Apalagi saya seorang guru bahasa Indonesia yang kerap harus memberikan contoh kepada siswa dari tulisan-tulisan yang saya buat. Kegiatan menulis bersama itu merupakan batu loncatan yang saya pakai untuk menumbuhkan keberanian dan kepercayaan diri.
Ternyata fenomena menulis bagi guru sekarang ini lebih marak dibandingkan hari-hari biasa. Khususnya di masa Pandemi Covid 19, projek menulis bersama ini semakin banyak.Â
Hal itu dapat dibuktikan dengan tawaran menulis buku bersama ini lebih sering saya terima. Beberapa komunitas dadakan yang beranggotakan berbagai profesi menawarkan projek menulis dengan berbagai tema.
Komunitas-komunitas tersebut dibentuk dan bekerja sama dengan para penerbit indie. Jadi tidak heran jika mereka banyak yang tidak terdampak pandemik Covid 19.
Dan yang menakjubkan para penulis dadakan itu tidak hanya memiliki latar belakang guru bahasa saja. Ada fakta yang mendukung hal tersebut. Seorang kawan saya mengikuti kelas menulis pada saat awal pandemic Covid 19 dan berujung menerbitkan buku bersama.Â
Awalnya saya melihat dia tidak memiliki kegemaran menulis selain menulis bahan ajarnya. Dia berlatar belakang pendidikan IPA. Setelah dia menerbitkan buku, semangat menulisnya tumbuh sedemikian pesat. Setiap hari dia mengirimkan artikel di Kompasiana.com. Dan kini dia menjadi salah satu kompasianer yang rajin mengirimkan artikel- artikelnya.