Setiap malam rumah kami selalu didatangi tamu. Â Dia datang tak diundang perginya pun tak diantar, seperti jalangkung ya. Tamuku seekor tokek yang setia berkunjung ke rumahku. Hampir tiap malam dia datang dan menyapa dengan suara kerasnya.
Hewan ini mulai datang sekitar satu tahun lalu. Tubuhnya masih kecil,seukuran kadal. Malam itu kami sedang berkumpul di ruang keluarga. Tiba-tiba terdengar suara tokek yang cukup keras. Si bungsu berteriak ketakutan sedangkan si Sulung sedang asyik berbicara.
"Untung....buntung...untung...buntung,' ujar si sulung sambil menirukan suara tokek.
"Kamu sedang apa?" tanyaku sambil menepuk bahunya. Suara si sulung semakin menambah bisingnya ruangan keluarga.
'Aku sedang meramal,Bun," ujarnya sambil meneruskan ucapannya.
"Mas berhentilah. Suaramu itu sangat mengganggu. Bunda jadi tidak fokus mengikuti alur ceritanya," ujarku protes karena saat itu sedang asyik menonton film seru.
"Iseng...iseng berhadiah," kata anakku lagi sambil terus mengikuti suara tokek. Aku mengalah akhirnya dan membiarkannya  meneruskan polahnya.
"Wah, bunda buntung!" teriak Aldo keras .
Aku melotot ke arah anakku. Suara tokek sudah tak terdengar lagi namun dia berteriak-teriak
" Wah,bahaya buntung bunda. Aku berhenti di buntung. Harus hati-hati nih."
"Mas, kamu kok percaya begitu. Takhayul ramalan tokek itu. Istigfar!" ujarku mengingatkan.