Mohon tunggu...
Meynina
Meynina Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

just for the task from my lecturer

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Health Mental Issues dan Gen Z

6 Juni 2024   10:00 Diperbarui: 6 Juni 2024   16:23 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan Mental atau sekarang lebih dikenal dengan julukan "Mental Health" kini ramai diperbincangkan oleh generasi muda atau Gen Z. Menurut WHO, Kesehatan mental berarti keadaan sejahtera mental yang memungkinkan seseorang mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuannya, belajar dengan baik dan bekerja dengan baik, serta berkontribusi pada komunitasnya dan menurut KBBI, Sehat adalah baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit). Sedangkan kesehatan adalah keadaan (hal) sehat, kebaikan keadaan (badan dan sebagainya) yaitu jasmani dan jiwa. Jadi ketika seseorang dikatakan sehat, ia harus sehat secara jasmani (tubuh) dan sehat secara jiwa

Mental health akhir-akhir ini sering dibicarakan oleh Gen Z, dikarenakan Gen Z sudah lebih terbuka dan lebih aware mengenai mental health issues. Mental health sering kali salah dipersepsikan, banyak orang yang megartikan jika mempunyai masalah mental bahkan sampai konsultasi dengan psikolog merupakan orang gila. Pada Gen Z, permasalah ini sudah banyak dibantah, Gen Z sudah paham bahwa tidak semua orang yang berkonsultasi dengan psikolog merupakan orang gila. Selain itu, mental health issues populer pada Gen Z juga dikarenakan oleh fakta bahwa Gen Z lebih rentan terkena mental health issues daripada generasi-generasi sebelumnya. Berdasarkan penelitian University College London, tingkat depresi Gen Z dua pertiga lebih tinggi daripada millenial. Bahkan, berdasarkan hasil riset Pew Research Center, sekitar 70 persen remaja dari berbagai ras, jenis kelamin, dan tingkat pendapatan keluarga mengalami kecemasan dan depresi. Laporan survei yang sama menunjukkan bahwa Gen Z memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan mental jika mereka menghabiskan lebih dari dua jam sehari untuk menggunakan media sosial. Selain itu, Gen Z adalah generasi yang paling banyak terkena dampak negatif dari media sosial dibandingkan dengan generasi lainnya.

Melansir dari McKinsey Health Institute, menurut survei Gen Z Global 2022, perempuan Gen Z dua kali lipat lebih berisiko memiliki kesehatan mental yang buruk jika dibandingkan dengan laki-laki. Sebagian besar perempuan Gen Z mengatakan bahwa media sosial berdampak negatif pada mereka: mereka takut kehilangan tren baru atau FOMO (Fear of Missing Out) (32 persen), khawatir tentang citra tubuh (32 persen), dan kehilangan kepercayaan diri (13 persen). Responden Gen Z dari negara-negara Eropa dan Oseania paling banyak melaporkan pengalaman negatif dengan media sosial (32 persen). Responden dari Asia melaporkan jumlah yang lebih sedikit (19 persen). Namun, penelitian lain pada orang dewasa muda menemukan bahwa penggunaan media sosial yang tinggi dikaitkan dengan tingkat kesejahteraan mental yang lebih buruk. Penelitian tambahan menemukan bahwa, lebih dari waktu yang dihabiskan, media sosial memengaruhi kesehatan mental.

Hubungan emosional yang kuat, termasuk cinta dan dukungan, dapat berdampak langsung pada kesehatan mental. Bahkan, hubungan emosional yang kuat dapat menurunkan kemungkinan mengalami masalah kesehatan mental. Dengan demikian, pengaruh dukungan keluarga dan sahabat atau orang terdekat sangat berpengaruh dengan mental health issues seseorang. Perubahan perilaku merupakan ciri dasar yang paling terlihat ketika seseorang mengalami mental health issues. Ketika seseorang lebih mudah bertengkar, cenderung kasar padahal sebelumnya tidak, ini harus dicurigai sebagai tanda seseorang mempunyai mental health issues. Perubahan perilaku dapat mempengaruhi perubahan-perubahan lain pada diri seseorang, seperti perubahan mood, penurunan konsentrasi, penurunan berat badan, yang paling ekstrem hingga menyakiti diri sendiri. Kepekaan terhadap mental health isuues harus dibangun dari diri sendiri, jika merasakan perubahan diri yang cenderung negatif segera caritahu akarnya lalu segera diselesaikan dan jangan biarkan masalah menumpuk.Lalu, jika dirasa perlu menceritakan masalah tersebut, carilah orang yang paling dipercayai seperti keluarga atau sahabat, jika terasa berat bisa konsultasi ke psikolog. Kita juga harus memperhatikan Kesehatan fisik untuk menjaga/ mempercepat pemulihan dari mental health issues.

Dengan demikian, dapat disimpulkan secara garis besar bahwa kesehatan mental atau mental health mempunyai arti sehat secara fisik dan jiwa, sehingga dapat melakukan aktivitas untuk tujuan dunia bahkan akhirat sesuai dengan aturan yang berlaku. Banyak dari Gen Z yang terkena mental health issue dari penggunaan media sosial, sehingga kita diharapkan dapat lebih bijak lagi untuk bermedia sosial. Selanjutnya, mental health issue juga dapat dipengaruhi oleh kesehatan fisik, jadi ketika kita memulai hidup sehat, kita tidak hanya menjada Kesehatan fisik melainkan Kesehatan mental juga ikut terjaga.

Source :

https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20230814104458-33-462679/alasan-utama-gen-z-rentan-kena-masalah-mental-menurut-studi 

http://repository.radenintan.ac.id/12031/2/skripsi%20bab%201%262.pdf

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-jakarta/baca-artikel/16227/Mengenal-Pentingnya-Kesehatan-Mental.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun