Mohon tunggu...
Antonina Suryantari
Antonina Suryantari Mohon Tunggu... Guru - Seorang pengajar Bahasa yang suka menulis

Saya adalah seorang pengajar bahasa yang sedang belajar menulis lebih banyak. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Membolang ke Malang

24 Januari 2020   15:29 Diperbarui: 24 Januari 2020   15:28 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto di depan salah satu bangunan hotel | Dok. pribadi

Memberi makan buaya | Dok. pribadi
Memberi makan buaya | Dok. pribadi
Predator Park ini tidak terlalu luas menurut saya. Kalau kata web agen wisata, luasnya sekitar 2,8 hektar. Masih bisa dikelilingi dengan jalan kaki sih. Si Bos berkali-kali minta naik scooter listrik itu. Saya juga sok SJW dengan mengatakan kalau scooter itu kalau di negara lain biasanya hanya dipakai mereka yang sakit atau lemah fisik. Meski harus menolak berkali-kali, tapi kami berhasil keliling taman predator tanpa scooter listrik.

Kami keluar dari taman mendekati pukul tiga siang dan naik shuttle dari Jatim Park Grup ke museum angkot. Wuah, ternyata sampai sana antri tiketnya puanjaaang banget. Entah kalau bisa masuk bisa berapa lama di dalam. Akhirnya kami nggak jadi masuk. Cuma berfoto sebentar di depan kereta di belakang museum, lalu cari taksi online untuk pergi ke hotel.

Hotel kami ternyata bagus banget pemandangannya. Sayang hotelnya agak tidak terawat. Beberapa bagian sangat kotor dan rusak. Kamar kami untungnya baik-baik saja. Kamar kami bisa dibilang luas, sekitar 5x4m2. Ada ayunan di halaman depan kamar. Tidak ada TV kabel dan AC, tapi udara Songgoriti cukup dingin. Tanpa ACpun nyaman-nyaman saja, bahkan ketika malam, kami masih butuh selimut supaya tidak kedinginan. Satu lagi kekurangan hotel ini adalah tempatnya yang jauh dari keramaian, kalau mau jalan-jalan malam agak susah kalau tidak membawa kendaraan sendiri. Untungnya, ojol masih mau mengantar makanan ke depan kamar.

Foto di depan salah satu bangunan hotel | Dok. pribadi
Foto di depan salah satu bangunan hotel | Dok. pribadi

Kami hanya menginap semalam di sana. Paginya kami check out dan langsung menuju Jatim Park 2. Kami sudah pernah ke sana, tetapi waktu itu rasanya waktu berjalan terlalu cepat. Jadi ceritanya, kami mau mengulang lagi kunjungan ke Jatim Park 2. Sesampai di sana, kebun binatangnya penuh sekali. Saya kok malah kasihan pada binatang-binatang di sana. Kami tidak bisa menikmati membaca keterangan satu-satu karena pengunjung terlalu banyak. Pengen deh usul untuk membatasi jumlah pengunjung di taman-taman macam begini. Kan binatangnya juga partner kerja ya, menurut saya kenyamanan mereka juga perlu diperhitungkan. Ya nggak sih? Untungnya hujan datang, pengunjung sibuk cari tempat berteduh, jadi kerumunan di area depan kandang rada berkurang.

Nah di JTP 2 ini si Bos ngomong soal ga mau foto sama binatang. Maknya pengen foto sama binturong, eh anaknya gak mau karena kasihan sama binatang. Kami sempat mau ikut tour safari, tapi hujan deras turun. Tour safarinya dihentikan. Jadi kami lompat pagar antrian, hujan-hujanan menuju area kucing besar (kami belum ke sana). Kunjungan kami berakhir di museum satwa. Bagus juga lho. Sudah seperti museum di negara bagus lain.

Kami di museum sampai JTP2 tutup. HP saya kehabisan batre. Sekali lagi kami makan di resto ayam goreng waralaba sambil numpang ngecas HP demi bisa pesan taksi online untuk menuju stasiun Malang. Kami masuk taksi pukul 6 sore, jalan ke Malang cukup padat. Ketika kami tiba di stasiun Malang, kereta kami masih belum datang. Kami punya waktu untuk berganti baju dan membeli oleh-oleh sebentar. 

Sampai jumpa lagi, Malang. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun