Mohon tunggu...
Risna Ang
Risna Ang Mohon Tunggu... -

hiduplah untuk penghidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aroma Hujan

5 November 2014   07:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:36 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selasa malam ini, aroma hujan merajam hidungku-hidungmu.

Menghabisi bau kopimu, juga aroma cokelatku.

Lalu kita terbawa suasana.

Turut mengutuk dengki-dengki dari ribuan debu.

Tapi sejenak kita lupa,

Kalau sebenarnya kita sama-sama benci hujan.

Tapi tak untuk malam ini.

Karena pelukan hujan lebih hangat dari cangkir-cangkir kita.

(Ketika hujan di gedung E)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun