Selasa malam ini, aroma hujan merajam hidungku-hidungmu.
Menghabisi bau kopimu, juga aroma cokelatku.
Lalu kita terbawa suasana.
Turut mengutuk dengki-dengki dari ribuan debu.
Tapi sejenak kita lupa,
Kalau sebenarnya kita sama-sama benci hujan.
Tapi tak untuk malam ini.
Karena pelukan hujan lebih hangat dari cangkir-cangkir kita.
(Ketika hujan di gedung E)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!