Pendahuluan
Indonesia merupakan sebuah negara yang mempunyai semboyan bhinneka tunggal Ika ( berbeda-beda tetapi tetap satu) Dimana pernyataan ini mengandung makna yang mendalam, juga menunjukkan bahwa identitas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk. Ini dapat dilihat dari berbagai macam etnik yang ada di berbagai pulau yang ada di Indonesia. salah satunya di provinsi Sulawesi Selatan yang Dimana sebagian besar penduduknya adalah etnis Bugis Makassar yang merupakan etnis aslinya. Hingga pada saat terjadinya transmigrasi membuat banyak berbagai macam etnis masuk di Sulawesi Selatan, salah satunya adalah etnis Tionghoa yang tersebar di pasar bacan Makassar.
Orang Thionghoa masuk di Makassar sejak abad ke 15 dari yang awalnya mereka datang untuk berdagang namun dengan seiring berjalannya waktu mereka mulai menetap di pesisir pantai. agar dapat berkomunikasi dengan warga Makassar orang-orang Thionghoa harus mempelajari bahasa Makassar untuk percakapan sehari-hari dikarenakan mereka harus hidup serta mencari nafkah diantara orang-orang yang bukan sesama orang Thionghoa.
Etnis Tionghoa merupakan kelompok masyarakat di Indonesia yang asal usul nya berasal dari Tiongkok, leluhur orang Tionghoa-indonesia berimigrasi secara bergelombang pada masa ribuan tahun lalu melalui kegiatan perdagangan. Catatan dari Tiongkok menyatakan bahwa kerjaan kuno dinusantara memiliki hubungan erat dengan dinasti-dinasti yang memiliki kuasa di Tiongkok yang kemudian faktor inilah menjadi penyebab subur nya perdagangan dan lalu lintas barang ataupun manusia dari Tiongkok ke Nusantara begitupun sebaliknya. Etnis Bugis Makassar merupakan sebuah etnis yang mendiami pesisir Selatan pulau Sulawesi, orang Makassar menyebutnya dengan Makassara yang artinya "mereka yang bersifat terbuka" .
Pembahasan
Komunikasi Antar Budaya adalah kegiatan komunikasi yang terjadi antar para peserta yang melakukan komunikasi dengan latar belakang budaya yang berbeda seperti yang terjadi pada perilaku etnis Tionghoa yang berperilaku sesuai dengan budaya setempat. Yang pada dasarnya tak ada manusia yang Sama masing-masing individu mempunyai identitas budaya yang berbeda. Termasuk cara pikir dan cara pandang terhadap suatu hal. Ketika dua orang atau sekelompok orang saling berkomunikasi tetapi masing-masing orang tersebut mempunyai latar belakang budaya yang berbeda maka hambatan yang muncul pada saat melakukan komunikasi juga akan semakin banyak.
Proses komunikasi yang terjadi antara etnis Tionghoa dan etnis Bugis Makassar diawali dengan adanya kegiatan komunikasi sesama penjual maupun pembeli disebuah pasar yaitu pasar bacan Makassar. Proses komunikasi yang terjadi melalui beberapa hal yaitu:
1. Bahasa: pada pasar bacan di Makassar bahasa merupakan proses penyampaian yang sederhana dengan menyubstitusukan kata-kata serta peraturan tata bahasanya, sehingga memiliki arti yang sama. Dalam bahasa pastinya memiliki logat dan persepsi yang berbeda dari setiap suku yang ada di Indonesia. Berikut hasil wawancara penulis jurnal bersama dengan informan yang ada dipasar bacan Makassar
"Orang Thionghoa itu Kalau bicarai logatnya jelas sekali, jadi dari cara bicaranya di taui kalau orang Tionghoa itu karena Kalau bicarai logatnya jelas sekali langsung i ditau kalau orang cina itu tapi kalau bahasa yang napake untuk sehari hari nya bahasa Indonesia ji napake karena kita para Parana Bugis mengerti semua jki pake bahasa Makassar tapi kalau orang Tionghoa tidak semuanya Pi tau bahasa Makassar"
Dari hasil wawancara tersebut proses komunikasi terpengaruhi dari logat berbicara, sala halnya dengan pandangan etnis Bugis Makassar yang mengatakan orang Tionghoa memiliki gaya bicara sendiri, hal itu dapat membentuk pandangan orang mengenai budaya tersebut.
" Orang Thionghoa itu dikenal dengan cara mereka bicara Tapi kadang mereka susah bergaul dengan masyarakat setempat jadi mereka hanyal bergaul dengan sesama Etnisnya, apa lagi yang membeli di pasar bacan ini dominan orang-orang Thionghoa.
