Mohon tunggu...
Nina Karissa
Nina Karissa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stem Sel Embrionik? Yes or No?

23 Agustus 2018   19:44 Diperbarui: 23 Agustus 2018   19:47 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percobaan untuk membuktikan diferensiasi stem sel embrionik dilakukan oleh Thomson dan teman -- temannya dengan cara menyuntikan stem sel embrionik manusia ke dalam tikus percobaan dan hasil dari suntikan itu menumbuhkan tumor yang membuktikan kemampuan pluripotensi stem sel embrionik.

Tidak seperti stem sel pada umumnya, stem sel embrionik dapat berubah menjadi lebih dari 200 tipe sel dewasa. Stem sel embrionik berbeda dengan stem sel dewasa. Perbedaan yang mencolok adalah embrionik stem sel dapat berubah menjadi semua tipe sel -- sel dewasa tetapi stem sel dewasa hanya dapat berubah menjadi sel -- sel tertentu saja. Selain itu stem sel embrionik juga diperintah secara alami untuk membuat jaringan bahkan organ yang tidak dapat dibuat oleh stem sel dewasa.

Kebanyakan stem sel embrionik didapatkan dari klinik bersalin, rumah sakit atau bahkan tempat aborsi yang mendonasikan embrio -- embrio yang sudah dihancurkan/mati saat melahirkan untuk kepentingan penelitian. 

Karena menentang beberapa etika yang ada, seperti embrio adalah permulaan dari suatu kehidupan manusia tidak sepantasnya dijadikan objek penelitian, stem sel embrionik yang berasal dari manusia sangat ditentang. Maka dari itu, penelitian tentang sel embrionik umumnya menggunakan stem sel embrionik dari hewan, walaupun hasilnya tentu saja tidak dapat disamakan dengan manusia.

Nah, karena hal itu, para peneliti mencari cara untuk mendapatkan stem sel embrionik. Ada beberapa cara telah ditemukan untuk mendapatkan embrio yang akan diteliti:

  • Embrio hasil fertilisasi in vitro. Jadi pada intinya, embrio dihasilkan oleh pembuahan yang terjadi di luar tubuh sang ibu. Hal ini dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang mengalami kesulitan mendapatkan keturunan. Pertama, dokter mengambil spermatozoa dari sang laki -- laki dan oosit dari perempuan, Tugas dari dokter adalah membantu terjadinya fertilisasi dengan cara menaruh spermatozoa dan oosit di cawan petri pada saat yang sama. Embrio akan terbentuk secara alami. Embrio akan dikembangkan secara in vitro. Saat embrio siap untuk ditransfer maka embrio akan ditanam di dalam janin sang ibu. Bagaimana cara peneliti mendapatkan embrio untuk diteliti? Melalui stimulasi ovulasi, biasanya wanita akan menghasilkan sekitar 8-9 oosit sekunder yang siap dibuahi. Jika seluruh oosit berhasil dibuahi, kemungkinan embrio yang dihasilkan akan lebih dari 3 sedangkan dokter hanya membutuhkan 2 -- 3 embrio untuk ditanam di janin ibu. Sisa dari embrio akan dibekukan dengan nitrogen. Jika embrio tidak digunakan dalam jangka waktu tertentu maka sisa embrio ini dapat menjadi bahan penelitian. Tentu saja dengan ijin pemilik dan komisi etik riset.
  • Embrio hasil cloning. Pastinya kita semua tahu kloning itu apa. Nah cara ini mulai kembangkan pada saat peneliti berhasil mengkloning domba Dolly. Kloning yang digunakan untuk menciptakan embrio adalah kloning terapeutik. Kloning terapeutik adalah pelakukan kloning tidak untuk membuat individu baru tetapi untuk mengambil embrio yang terbentuk.
  • Embrio hasil parthenogenesis. Hal ini dilakukan dengan cara yang hampir sama dengan fertilisasi namun tidak menggunakan spermatozoa laki -- laki. Cara ini dapat dilakukan dengan cara melakukan manipulasi aktivitas sehingga oosit dapat berkembang menyerupai embrio pada umumnya.

Setelah embrio bahan penelitian dibentuk sekarang bagaimana cara menyimpan atau mengisolasi embri yang terkandung di dalamnya? Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, diantara lain metode penyayatan laser ( laser dissection). 

Metode ini menggunakan teknologi laser untuk menyayat dan memisahkan ICM dari trophectoderm. Kelebihan metode ini adalah meminimalisi kontimasi yang mungkin terjadi saat isolasi ICM. Sedangkan kekurangannya adalah alat -- alatnya yang mahal dan memiliki resiko terjadinya mutasi. 

Semua yang baik pasti punya kelemahan, begitu juga stem sel embrionik. Kelemahan yang dimiliki ini bias dikatakan agak berbahaya. Sifat stem sel adalah pluripotent, memiliki daya proliferasi yang tinggi, telomer yang panjang, dan aktivitas enzim telomerase yang tinggi. Karena sifat ini, terapi dengan stem sel embrionik dapat menyebabkan tumor yang tidak diinginkan.

Setelah melihat kembali cara -- cara yang dilakukan untuk mendapatkan embrio, aku masih merasa agak kontra dengan ini. Karena pada hakikatnya embrio adalah calon manusia yang akan bernafas, calon bayi. Apalagi hal ini juga ditentang oleh agama dan oleh beberapa negara hal ini menjadi sangat kontroversial. Banyak orang masih memperdebatkan apa harus digunakan atau diberhentikan saja penelitiannya sampai sekarang.

 Hal ini membuat aku merasa bimbang antara pro atau kontra karena walaupun tidak sesuai dengan etika -- etika yang ada, stem sel embrionik merupakan suatu terobosan besar untuk kesehatan, terutama untuk menyembuhkan penyakit degenerative. Kita membutuhkan perkembangan -- perkembangan baru terkait dengan stem sel embrionik agar dapat lebih berguna dan dapat dimanfaatkan dengan maksimal. 

Untuk melakukan itu, para peneliti membutuhkan bahan untuk diteliti yaitu embrio manusia. Walaupun sudah menggunakan cara -- cara yang membuat hal ini lebih manusiawi, tapi menurutku tetap saja masih kurang etis untuk dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun