Metode Arkeologi pertama kali diperkenalkan oleh Foucault dalam karyanya The Archaeology of Knowledge (1969), di mana ia berusaha untuk memahami bagaimana pengetahuan dan sistem pemikiran berkembang melalui sejarah. Foucault menggunakan istilah "arkeologi" untuk menggambarkan upaya untuk menggali lapisan-lapisan wacana atau pengetahuan yang ada, dengan fokus pada bagaimana sistem pemikiran muncul dan berfungsi, bukan mencari asal-usul ide-ide atau individu yang mengemukakan ide tersebut. Arkeologi mencoba untuk memahami struktur tersembunyi yang membentuk cara kita berpikir dan berbicara tentang dunia.
Ciri-ciri dan Pendekatan Arkeologi:
- Fokus pada Struktur Wacana: Arkeologi bukanlah tentang siapa yang mengucapkan suatu ide atau kapan ide itu muncul, tetapi bagaimana suatu wacana atau sistem pengetahuan dibangun di sekitar ide tersebut. Dengan kata lain, arkeologi berfokus pada aturan dan struktur yang membentuk pengetahuan itu sendiri.
- Analisis Teks dan Praktik Sosial: Arkeologi berusaha untuk menganalisis teks-teks yang muncul dalam suatu periode atau konteks tertentu---misalnya, teks-teks hukum, teks medis, atau teks sosial---dan memahami bagaimana teks-teks ini membentuk cara kita memahami dunia. Ini bisa mencakup dokumen hukum, kebijakan sosial, atau bentuk komunikasi lainnya yang membentuk dan menciptakan pengetahuan.
- Pengetahuan sebagai Sistem: Pengetahuan tidak dilihat sebagai kumpulan fakta atau ide yang ada dalam individu-individu, tetapi sebagai bagian dari sistem yang lebih besar yang dibentuk oleh aturan yang mendasarinya. Sistem ini mengatur cara-cara kita berpikir dan bertindak di dunia ini.
Penerapan AWD:Â Sebagai contoh, dalam konteks treaty shopping dan penghindaran pajak berganda, metode arkeologi dapat digunakan untuk menganalisis perjanjian pajak internasional dan struktur wacana hukum yang mengatur hubungan antara negara-negara yang memiliki perjanjian pajak. Melalui analisis arkeologi, kita dapat memahami bagaimana teks-teks perjanjian ini muncul dari sistem pemikiran tertentu yang mungkin lebih mengutamakan kepentingan negara-negara besar dan perusahaan multinasional, sementara negara-negara berkembang sering kali tidak memiliki cukup ruang untuk mempengaruhi perjanjian tersebut. Di sini, arkeologi mengungkapkan bagaimana wacana hukum ini membentuk dan memungkinkan praktik penghindaran pajak, meskipun sering kali bersembunyi di balik pembicaraan tentang "keadilan" atau "kerjasama internasional."
2. Metode Genealogi (AWK)
Metode Genealogi adalah langkah lanjutan yang diperkenalkan oleh Foucault dalam karyanya Discipline and Punish (1975), di mana ia menganalisis asal-usul dan perkembangan institusi sosial, praktik sosial, dan norma-norma melalui perspektif hubungan kekuasaan. Genealogi berbeda dari arkeologi karena berfokus pada sejarah yang lebih dinamis dan tidak linier. Metode ini berusaha untuk mengungkap bagaimana praktik sosial tertentu muncul dan berkembang melalui kekuasaan dan bagaimana kekuasaan ini membentuk individu dan masyarakat.
Ciri-ciri dan Pendekatan Genealogi:
- Mengungkap Hubungan Kekuasaan: Genealogi berusaha untuk mengungkap hubungan kekuasaan yang tersembunyi yang membentuk praktik sosial dan norma-norma dalam masyarakat. Praktik sosial dan institusi yang tampaknya netral atau alami, seperti sistem pendidikan, hukum, atau kesehatan, sering kali sebenarnya merupakan hasil dari pertarungan kekuasaan yang lebih besar.
- Perubahan yang Tidak Linier: Genealogi tidak memandang sejarah sebagai perkembangan yang linier atau progresif, melainkan sebagai serangkaian peristiwa yang terputus-putus dan penuh dengan perubahan mendalam. Genealogi melihat sejarah sebagai suatu proses yang penuh dengan anomali dan perubahan yang tidak selalu dapat diprediksi.
- Penekanan pada Praktik Sosial: Genealogi berfokus pada bagaimana praktik sosial tertentu---seperti hukuman, pengawasan, atau bahkan penghindaran pajak---berkembang melalui pengaruh kekuasaan dan ideologi. Dalam konteks ini, kita tidak hanya melihat perjanjian pajak atau kebijakan tertentu sebagai produk dari kebijakan ekonomi, tetapi juga sebagai alat untuk mengatur dan mengontrol aliran uang, pengetahuan, dan kekuasaan.
Penerapan AWK:Â Dalam analisis treaty shopping dan penghindaran pajak berganda, metode genealogi dapat membantu mengungkap bagaimana perjanjian pajak internasional, yang awalnya mungkin dimaksudkan untuk mencegah pengenaan pajak berganda dan meningkatkan investasi antar negara, berfungsi sebagai instrumen untuk melanggengkan dominasi negara-negara maju dan perusahaan multinasional. Dengan menganalisis sejarah pembentukan perjanjian-perjanjian ini dan bagaimana kekuasaan negara besar dan lembaga internasional seperti OECD beroperasi, genealogi membantu kita memahami bagaimana negara-negara berkembang sering kali dikendalikan oleh negara-negara besar dalam kebijakan perpajakan global.
Metode genealogi juga dapat digunakan untuk memeriksa bagaimana wacana di sekitar penghindaran pajak berganda dan treaty shopping berfungsi untuk menormalkan praktik-praktik ini dalam masyarakat dan ekonomi internasional. Apa yang pada awalnya mungkin dianggap sebagai "kekosongan hukum" atau "celah pajak" menjadi bagian dari struktur yang diterima secara luas, meskipun berpotensi merugikan negara-negara yang kurang berdaya.
Aplikasi AWD dan AWK dalam Analisis Perpajakan Internasional
AWD dalam Perpajakan Internasional:
- Dengan menggunakan metode AWD, kita dapat memeriksa teks-teks perjanjian pajak internasional dan melihat bagaimana aturan dan klausul-klausul yang tampaknya teknis sebenarnya menciptakan celah bagi praktik penghindaran pajak seperti treaty shopping. Ini memungkinkan kita untuk melihat bagaimana bahasa dan struktur perjanjian internasional mendukung negara-negara maju dan perusahaan besar.
- Misalnya, klausul-klausul tertentu dalam perjanjian pajak yang memungkinkan perusahaan multinasional untuk mengalihkan keuntungan ke negara-negara dengan pajak rendah, dapat dianalisis sebagai bagian dari sistem yang menguntungkan negara maju.
AWK dalam Perpajakan Internasional:
- Dengan menggunakan metode AWK, kita bisa menelusuri asal-usul dan sejarah pengembangan perjanjian pajak internasional dan mengungkap bagaimana hubungan kekuasaan internasional antara negara besar dan negara berkembang membentuk perjanjian ini. Genealogi membantu kita memahami bahwa perjanjian pajak bukan hanya hasil dari pertimbangan ekonomi atau politik, tetapi juga produk dari dinamika kekuasaan yang tidak setara.
- Analisis AWK juga mengungkapkan bagaimana penghindaran pajak berganda dan treaty shopping menjadi hal yang diterima secara luas dalam ekonomi global, meskipun sering kali mengorbankan negara berkembang.
Kasus Nyata: Treaty Shopping oleh Perusahaan Multinasional
Apple memanfaatkan kebijakan pajak Irlandia untuk mengurangi kewajiban pajaknya. Melalui struktur yang kompleks, Apple dapat mengalihkan sebagian besar keuntungan dari penjualan produk-produk mereka di seluruh dunia ke anak perusahaan yang berbasis di Irlandia, yang memiliki tarif pajak korporasi yang lebih rendah. Apple mendirikan entitas di Irlandia dengan tujuan memanfaatkan perjanjian pajak antara Irlandia dan negara-negara lain, yang memungkinkan mereka membayar pajak sangat rendah.