Mohon tunggu...
NINA KARINA ZAI
NINA KARINA ZAI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA MAGISTER AKUNTANSI

NIM : 55523110029 | Program Studi : Magister Akuntansi | Fakultas : Ekonomi dan Bisnis | Universitas Mercu Buana | Pajak Internasional | Dosen : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Diskursus Metode AWD dan AWK Pada Treaty Shopping dan Penghindaran Pajak Berganda

10 Desember 2024   14:31 Diperbarui: 10 Desember 2024   14:41 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam konteks globalisasi ekonomi, perpajakan internasional telah menjadi salah satu isu paling kompleks yang dihadapi oleh negara-negara di dunia. Fenomena seperti treaty shopping dan penghindaran pajak berganda tidak hanya mencerminkan kecanggihan strategi perusahaan multinasional, tetapi juga mengungkap dinamika kekuasaan dalam sistem hukum pajak global. Negara-negara dengan kekuatan ekonomi lebih besar sering kali menjadi pendorong utama dalam pembentukan perjanjian pajak bilateral (tax treaties), yang sering kali menguntungkan pihak mereka sambil menyulitkan negara-negara berkembang untuk melindungi basis pajaknya.

Praktik treaty shopping memungkinkan entitas korporat untuk memanfaatkan celah dalam perjanjian pajak guna meminimalkan kewajiban pajaknya, sementara penghindaran pajak berganda sering kali dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan interpretasi hukum antar negara. Fenomena ini tidak hanya merugikan keuangan negara berkembang, tetapi juga memperdalam ketimpangan ekonomi global.

Metode AWD (Analisis Wacana Diskursif) dan AWK (Analisis Wacana Kritis), yang terinspirasi oleh pemikiran Paul-Michel Foucault, menawarkan pendekatan analitis yang unik untuk memahami dan mengatasi masalah ini. Foucault, melalui studi tentang kekuasaan dan wacana, menunjukkan bahwa hukum, kebijakan, dan norma sosial tidak netral, tetapi dibentuk oleh hubungan kekuasaan yang kompleks. Dengan menggunakan metode AWD dan AWK, kita dapat menggali bagaimana struktur wacana pajak internasional terbentuk, siapa yang diuntungkan, dan bagaimana kekuasaan memainkan peran dalam melanggengkan ketimpangan tersebut.

Pendekatan ini tidak hanya membantu mengidentifikasi akar masalah dalam sistem perpajakan global, tetapi juga membuka jalan bagi reformasi yang lebih adil, di mana semua negara memiliki peluang yang setara untuk melindungi pendapatan pajaknya. Artikel ini akan membahas bagaimana metode AWD dan AWK dapat diterapkan untuk menganalisis treaty shopping dan penghindaran pajak berganda, serta implikasi praktisnya bagi kebijakan perpajakan internasional.

Pengantar Filosofis tentang Paul-Michel Foucault

Paul-Michel Foucault (15 Oktober 1926 -- 25 Juni 1984) adalah salah satu filsuf paling berpengaruh di abad ke-20. Karyanya menjembatani disiplin filsafat, sejarah, sosiologi, dan ilmu politik, dengan fokus pada analisis kekuasaan, pengetahuan, dan wacana (discourse). Foucault memperkenalkan pendekatan baru untuk memahami bagaimana struktur sosial, politik, dan ekonomi dibangun melalui hubungan kekuasaan yang tersembunyi dalam bahasa, institusi, dan praktik sehari-hari. 

1. Wacana (Discourse)

Sumber: PPT Prof Apollo
Sumber: PPT Prof Apollo

Foucault mendefinisikan wacana sebagai cara tertentu berbicara, berpikir, atau memahami sesuatu yang secara aktif membentuk realitas sosial. Bagi Foucault, wacana tidak netral; ia mencerminkan kekuasaan dan menciptakan norma yang mengatur bagaimana individu dan masyarakat bertindak.

  • Contoh: Dalam dunia medis, wacana tentang kesehatan dan penyakit menentukan bagaimana pasien diperlakukan, bukan hanya berdasarkan fakta biologis tetapi juga melalui kerangka sosial yang terbentuk oleh kekuasaan institusional.

2. Kekuasaan dan Pengetahuan

Foucault menghubungkan kekuasaan dan pengetahuan sebagai sesuatu yang saling membentuk. Kekuasaan tidak hanya menindas, tetapi juga menciptakan pengetahuan yang kemudian digunakan untuk mempertahankan kekuasaan itu sendiri.

  • Contoh: Sistem pendidikan menghasilkan pengetahuan yang melahirkan norma-norma sosial, seperti apa yang dianggap "benar" atau "salah," "normal" atau "abnormal."

3. Arkeologi Pengetahuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun