Untuk memberikan penjelasan tentang Genealogi Munculnya Transfer Pricing menggunakan model atau teori selain yang telah disebutkan sebelumnya, kita dapat memanfaatkan teori Michel Foucault tentang kekuasaan dan pengawasan, serta teori Max Weber mengenai rasionalisasi dalam kapitalisme modern. Teori-teori ini dapat memberikan perspektif baru mengenai bagaimana transfer pricing (TP) muncul, berkembang, dan berfungsi dalam konteks ekonomi global dan struktur kekuasaan internasional.
Genealogi Munculnya Transfer Pricing: Perspektif Foucault dan Weber
1. Perspektif Foucault: Transfer Pricing sebagai Instrumen Kekuasaan dan Pengawasan
Menurut Michel Foucault, konsep kekuasaan tidak hanya dipahami sebagai struktur dominasi yang hierarkis, tetapi juga sebagai jaringan relasi yang tersebar dan seringkali tidak terlihat. Transfer pricing (TP), dalam konteks ini, bisa dipandang sebagai salah satu alat kekuasaan yang digunakan oleh perusahaan multinasional untuk mengatur dan mengontrol aliran modal dan keuntungan mereka di tingkat global. TP memberikan kebebasan bagi perusahaan untuk memilih bagaimana mereka mengalokasikan keuntungan antar cabang yang tersebar di berbagai negara, yang sering kali dilakukan untuk menghindari kewajiban pajak atau memaksimalkan keuntungan di negara dengan tarif pajak rendah.
Foucault berargumen bahwa kekuasaan tidak hanya bekerja dari atas ke bawah (dari negara atau pemerintah ke individu), tetapi juga melalui mikro-fisik kekuasaan yang bekerja pada level yang lebih rendah dalam masyarakat---seperti dalam organisasi perusahaan. TP, yang awalnya digunakan untuk mengoptimalkan efisiensi internal, berkembang menjadi alat untuk mengelakkan kontrol eksternal---terutama dalam hal kewajiban pajak yang dikenakan oleh pemerintah.
Foucault juga berbicara tentang panopticism, konsep yang berasal dari desain penjara yang memungkinkan pengawasan terus-menerus tanpa terdeteksi. Dalam hal TP, perusahaan multinasional berfungsi seperti "penjaga" yang mengawasi dan mengendalikan pengalihan laba, sementara negara bertindak sebagai pihak yang berusaha mengawasi dan mengatur perilaku ini, meskipun pengawasan ini seringkali tidak tampak atau terhalang oleh kompleksitas sistem global.
Contoh:
Perusahaan multinasional yang memanfaatkan transfer pricing untuk mengalihkan keuntungan dari cabang yang beroperasi di negara dengan pajak tinggi ke negara dengan pajak rendah, misalnya dari negara-negara Eropa ke Irlandia, yang memiliki kebijakan pajak perusahaan yang lebih lunak.
2. Perspektif Weber: Rasionalisasi dan Administrasi dalam Kapitalisme Global
Max Weber memandang kapitalisme modern sebagai sistem yang sangat rasional, di mana segala sesuatu, termasuk administrasi dan pengelolaan ekonomi, dilakukan dengan cara yang terstruktur dan terorganisir untuk mencapai efisiensi maksimum. Dalam perspektif ini, transfer pricing bisa dipandang sebagai penyederhanaan administratif yang digunakan oleh perusahaan multinasional untuk mengelola operasi mereka di berbagai negara dengan cara yang lebih terkontrol dan terstruktur.
Weber berargumen bahwa rasionalisasi kapitalisme telah mendorong perusahaan untuk menciptakan sistem yang terstandardisasi dan efisien, yang memungkinkan mereka untuk meminimalkan biaya transaksi, mengurangi pajak, dan mengoptimalkan keuntungan. Dalam hal ini, transfer pricing berfungsi sebagai mekanisme rasional yang memungkinkan perusahaan untuk secara efisien mengelola distribusi keuntungan dan biaya antar cabang yang tersebar di berbagai negara.
Weber juga menekankan pada bureaucratization, di mana organisasi besar mengadopsi prosedur standar dan kontrol administratif yang ketat untuk memastikan keberlanjutan dan efisiensi operasional. Transfer pricing, sebagai sistem yang diatur dalam banyak negara, mencerminkan rasionalisasi birokrasi di dunia usaha, yang memungkinkan perusahaan untuk menjaga kontrol sentral sambil mengurangi pengaruh regulasi negara-negara tempat mereka beroperasi.
Contoh:
Perusahaan multinasional yang mengimplementasikan transfer pricing dalam setiap transaksi antar cabang di seluruh dunia untuk memastikan bahwa laba dipindahkan ke cabang yang memiliki tarif pajak lebih rendah, menggunakan prosedur standar yang memungkinkan mereka untuk tetap patuh terhadap regulasi pajak negara, tetapi juga menghindari pembayaran pajak yang tinggi.
Daftar Pustaka
- Gravelle, J. G. (2013). Tax Havens: International Tax Avoidance and Evasion. Congressional Research Service.
- Harvey, D. (2005). A Brief History of Neoliberalism. Oxford University Press.
- Soros, G. (2008). The New Paradigm for Financial Markets: The Credit Crisis of 2008 and What It Means. PublicAffairs.
- Lacan, J. (1977). crits: A Selection. W.W. Norton & Company.
- iek, S. (2008). The Sublime Object of Ideology. Verso.
- OECD (2017). OECD Transfer Pricing Guidelines for Multinational Enterprises and Tax Administrations. OECD Publishing. Available: https://www.oecd.org/tax/transfer-pricing/
- Bhm, F. (2015). Transfer Pricing and Developing Economies: A Handbook. Springer.
- McGee, R. W. (2011). Tax Avoidance and Transfer Pricing. Springer Science & Business Media.
- Foucault, M. (1977). Discipline and Punish: The Birth of the Prison. Vintage Books.
- Foucault, M. (1980). The History of Sexuality: Volume 1: An Introduction. Pantheon Books.
- Weber, M. (1947). The Theory of Social and Economic Organization. Free Press.
- Weber, M. (2002). The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism. Routledge.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H