Mohon tunggu...
NINA KARINA ZAI
NINA KARINA ZAI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA MAGISTER AKUNTANSI

NIM : 55523110029 | Program Studi : Magister Akuntansi | Fakultas : Ekonomi dan Bisnis | Universitas Mercu Buana | Pajak Internasional | Dosen : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Genealogi Transfer Pricing

24 November 2024   21:58 Diperbarui: 25 November 2024   09:48 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.startaxed.com/blog/what-is-transfer-pricing

Apa Itu Transfer Pricing dalam Perspektif Genealogi?

Jika dilihat dari perspektif genealogis, transfer pricing (TP) bukan hanya alat teknis untuk menetapkan harga dalam transaksi antar entitas perusahaan multinasional (MNCs). TP adalah hasil dari perjalanan sejarah, perubahan cara berpikir manusia, dan dinamika kekuasaan dalam ekonomi global. Untuk memahami TP secara mendalam, kita bisa mengaitkannya dengan berbagai teori yang menjelaskan bagaimana kehendak, kebebasan, dan kekuasaan memengaruhi kemunculan dan praktiknya.

1. Transfer Pricing Sebagai Dorongan Tak Sadar: Perspektif Lacan

Sumber : https://www.thefamouspeople.com/profiles/jacques-lacan-8193.php
Sumber : https://www.thefamouspeople.com/profiles/jacques-lacan-8193.php

Jacques Lacan, melalui teori psikoanalisisnya, melihat bahwa manusia (atau institusi seperti perusahaan) sering digerakkan oleh dorongan yang tidak sepenuhnya disadari. Dalam kasus TP:

  • Ketidaksadaran Ekonomi: Perusahaan multinasional bertindak seperti individu yang selalu ingin memaksimalkan keuntungan, bahkan jika itu berarti mencari celah dalam aturan pajak.
  • Fantasi Efisiensi: Lacan menjelaskan bahwa manusia (atau perusahaan) sering mengejar sesuatu yang dianggap sebagai "kesempurnaan". Dalam konteks TP, kesempurnaan itu adalah penghematan pajak maksimal yang sering kali sulit atau bahkan mustahil dicapai tanpa melanggar aturan.

Contoh sederhana: Perusahaan seperti Google atau Apple mungkin tidak menyadari bahwa strategi TP mereka adalah bentuk "keinginan bawah sadar" untuk menghindari pajak sebanyak mungkin. Ini terjadi karena sistem ekonomi global menciptakan tekanan bagi perusahaan untuk terus mencari efisiensi.

Genealogi Lacan: TP adalah wujud dari dorongan bawah sadar perusahaan untuk mendapatkan keuntungan maksimal, yang kemudian diatur oleh regulasi internasional seperti prinsip arm's length untuk mengendalikan keinginan ini.

2. Transfer Pricing Sebagai Alat Efisiensi: Perspektif Bentham dan Mill

Sumber : https://dhanyvironment.blogspot.com/2015/08/prinsip-prinsip-dalam-etika.html
Sumber : https://dhanyvironment.blogspot.com/2015/08/prinsip-prinsip-dalam-etika.html

Sumber : https://julienflorkin.com/id/kepribadian/pabrik-john-stuart/
Sumber : https://julienflorkin.com/id/kepribadian/pabrik-john-stuart/

Dalam pandangan utilitarianisme Jeremy Bentham dan John Stuart Mill, TP dapat dilihat sebagai cara perusahaan untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dengan biaya sekecil mungkin.

  • Logika Efisiensi: Perusahaan menggunakan TP untuk memindahkan keuntungan ke negara dengan pajak rendah agar total pajak yang dibayar lebih kecil. Ini adalah bentuk efisiensi yang menjadi prinsip dasar utilitarianisme.
  • Masalah Efek Samping: Namun, efisiensi ini sering berdampak buruk pada negara-negara yang kehilangan potensi pajak. Negara berkembang, misalnya, sering dirugikan oleh praktik pengalihan keuntungan (profit shifting).

Genealogi Utilitarianisme: TP muncul sebagai respons rasional terhadap kebutuhan perusahaan untuk memaksimalkan efisiensi. Namun, praktik ini menimbulkan pertanyaan etis tentang keadilan karena negara-negara tertentu dirugikan.

3. Transfer Pricing Sebagai Wujud Kebebasan dan Kekuasaan: Perspektif Isaiah Berlin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun