Mohon tunggu...
NINA KARINA ZAI
NINA KARINA ZAI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA MAGISTER AKUNTANSI

NIM : 55523110029 | Program Studi : Magister Akuntansi | Fakultas : Ekonomi dan Bisnis | Universitas Mercu Buana | Pajak Internasional | Dosen : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

KUIS 2 - Diskursus Pada Authorized Economic Operator dan Pelaporan Otomatis Pelaksanaan Peraturan Perpajakan

23 September 2024   22:17 Diperbarui: 23 September 2024   22:20 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://monoskop.org/Donna_Haraway

Transparansi dan Pengawasan Digital: Haraway mungkin akan mengkritik AEOI dari sudut pandang pengawasan digital. Sistem ini memungkinkan negara-negara untuk mengawasi aktivitas keuangan warga mereka secara real-time, yang bisa dilihat sebagai bentuk baru dari kontrol sosial yang didorong oleh teknologi. Meskipun tujuannya adalah untuk meningkatkan transparansi dan keadilan perpajakan, Haraway mungkin akan menyoroti bahwa sistem seperti ini berpotensi mengekspansi pengawasan terhadap individu, menempatkan mereka dalam jaringan kontrol yang lebih ketat.

  • Cyborgisme dalam Perpajakan: AEOI, seperti AEO, adalah contoh bagaimana manusia dan teknologi bekerja bersama sebagai "cyborg" dalam konteks perpajakan. Data perpajakan bukan lagi sekadar hasil dari interaksi manusia, tetapi merupakan produk dari proses otomatisasi dan pertukaran informasi global yang kompleks, yang memperkuat gagasan bahwa kita hidup dalam masyarakat posthumanis di mana teknologi memainkan peran kunci dalam keputusan-keputusan penting yang memengaruhi kehidupan kita.

  • Masalah Etika dan Kesetaraan: Haraway juga akan mempertanyakan implikasi etis dari sistem seperti AEOI. Meskipun tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap individu dan perusahaan membayar pajak yang adil, Haraway mungkin akan menyoroti bahwa sistem ini dapat memperdalam ketidaksetaraan global. Negara-negara yang memiliki infrastruktur digital yang lebih kuat dapat lebih mudah memanfaatkan sistem ini, sementara negara-negara dengan teknologi yang kurang maju mungkin akan mengalami kesulitan dalam berpartisipasi penuh dalam pertukaran informasi global ini, menciptakan kesenjangan digital yang lebih besar.

  • Melalui lensa feminisme teknologi dan posthumanisme Donna Haraway, baik AEO maupun AEOI mencerminkan perubahan besar dalam cara teknologi digunakan untuk mengelola dan mengontrol proses ekonomi dan perpajakan. Sistem ini menyoroti hibridisasi antara manusia dan teknologi, yang menciptakan jaringan global yang mengaburkan batas antara entitas manusia dan mesin. Haraway akan mendorong kita untuk melihat lebih dalam pada implikasi etis, ekologi, dan sosial dari sistem ini, serta mempertanyakan apakah mereka benar-benar menciptakan keadilan global, atau justru memperkuat ketidaksetaraan yang sudah ada.

    C. Berdasarkan Pandangan Mahatma Gandhi

    https://id.wikipedia.org/wiki/Mahatma_Gandhi
    https://id.wikipedia.org/wiki/Mahatma_Gandhi

    Mahatma Gandhi dikenal karena pandangan-pandangannya yang berfokus pada keadilan sosial, kesederhanaan, antikekerasan, dan kemandirian (swadeshi). Dalam konteks ini, pandangan Gandhi terhadap Authorized Economic Operator (AEO) dan Pelaporan Otomatis Pelaksanaan Peraturan Perpajakan (Automatic Exchange of Information – AEOI) dapat dianalisis dengan cara yang berfokus pada etika, keadilan ekonomi, dan dampak pada kesejahteraan rakyat. Meskipun Gandhi tidak hidup pada masa ketika isu-isu perpajakan internasional dan digitalisasi muncul, prinsip-prinsip utamanya dapat diterapkan untuk mengkaji kebijakan-kebijakan modern ini.

    1. Authorized Economic Operator (AEO)

    AEO adalah program global yang memberikan fasilitas kepabeanan bagi perusahaan yang dinilai memenuhi kriteria kepatuhan dan keamanan tertentu. Keuntungan yang diberikan biasanya berupa percepatan proses clearance barang dan pengurangan kontrol bea cukai, yang memungkinkan perusahaan untuk lebih mudah dan cepat dalam melakukan perdagangan lintas batas.

    Pandangan Mahatma Gandhi terkait AEO:

    Gandhi sangat mengutamakan kesederhanaan, kemandirian lokal (swadeshi), dan kesejahteraan rakyat kecil. Dalam konteks ini, ada beberapa aspek dari AEO yang mungkin akan menjadi perhatian Gandhi:

    • Kemandirian Lokal (Swadeshi): Gandhi sangat menekankan pentingnya kemandirian lokal, baik dalam hal ekonomi maupun produksi. AEO, yang secara esensial memfasilitasi perdagangan internasional dan mempermudah operasi perusahaan multinasional, bisa dianggap bertentangan dengan prinsip swadeshi Gandhi. Dia akan mempertanyakan apakah kemudahan yang diberikan kepada perusahaan multinasional ini menguntungkan ekonomi lokal, atau justru menghambat pertumbuhan industri lokal dengan meningkatkan ketergantungan pada barang impor.
    • Ketidaksetaraan Ekonomi: Program AEO cenderung lebih menguntungkan perusahaan besar yang mampu memenuhi persyaratan kepatuhan yang ketat. Gandhi mungkin akan mengkritik hal ini karena program tersebut dapat memperdalam jurang ketidaksetaraan ekonomi, di mana perusahaan kecil dan menengah (terutama di negara berkembang) kesulitan mendapatkan manfaat yang sama. Dalam pandangan Gandhi, kebijakan ekonomi yang adil harus memperkuat ekonomi rakyat kecil dan tidak hanya menguntungkan perusahaan besar.
    • Pengaruh pada Petani dan Pengusaha Kecil: Gandhi selalu memperjuangkan kepentingan petani, pengrajin, dan pengusaha kecil. AEO, dengan fokusnya pada efisiensi perdagangan internasional, mungkin akan dianggap Gandhi sebagai sistem yang cenderung mengabaikan sektor informal dan masyarakat pedesaan yang bergantung pada ekonomi lokal. Percepatan perdagangan internasional bisa memperburuk ketidakadilan bagi produsen kecil yang tidak dapat bersaing dalam pasar global.
    • Kesejahteraan Sosial: Dalam pandangan Gandhi, kebijakan ekonomi harus selalu dipandu oleh prinsip ahimsa (non-kekerasan) dan kesejahteraan umum. Jika sistem AEO menciptakan ketimpangan sosial dan memperparah eksploitasi buruh di negara-negara miskin melalui perdagangan yang difasilitasi secara global, Gandhi kemungkinan besar akan menentang kebijakan ini.

    2. Pelaporan Otomatis Pelaksanaan Peraturan Perpajakan (AEOI)

    AEOI adalah sistem di mana negara-negara bertukar informasi keuangan secara otomatis untuk memastikan bahwa individu atau perusahaan yang memiliki aset di luar negeri tidak dapat menghindari kewajiban pajak mereka. Sistem ini berupaya untuk mengurangi penghindaran pajak lintas batas dan meningkatkan transparansi perpajakan.

    Pandangan Mahatma Gandhi terkait AEOI:

    Gandhi sangat percaya pada keadilan, kesederhanaan, dan transparansi dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam urusan ekonomi. Berikut ini adalah beberapa poin yang dapat digunakan untuk menafsirkan pandangan Gandhi tentang AEOI:

    • Keadilan Pajak dan Penghindaran Pajak: Gandhi menentang segala bentuk ketidakadilan ekonomi, termasuk penghindaran pajak oleh orang kaya dan perusahaan besar. AEOI, yang bertujuan untuk mengurangi penghindaran pajak, mungkin akan dianggap Gandhi sebagai langkah yang baik menuju keadilan sosial. Baginya, pajak harus dibayar dengan adil oleh semua orang, terutama oleh mereka yang mampu, demi kesejahteraan masyarakat luas.
    • Keseimbangan Global: Gandhi mungkin akan melihat AEOI sebagai alat yang dapat membantu menciptakan keseimbangan ekonomi global, asalkan sistem ini tidak merugikan negara-negara kecil atau berkembang. Dia akan mendukung upaya untuk memastikan bahwa negara-negara kaya dan perusahaan multinasional membayar bagian pajak mereka yang adil, tetapi dia juga akan memperingatkan bahwa implementasi sistem ini harus mempertimbangkan dampaknya terhadap negara-negara yang lebih miskin.
    • Penghindaran Kekayaan yang Berlebihan: Gandhi sangat menentang akumulasi kekayaan berlebihan, yang dia anggap sebagai sumber ketidakadilan sosial. AEOI, dengan tujuannya untuk meningkatkan transparansi keuangan dan mencegah penghindaran pajak, bisa dilihat sebagai alat untuk melawan keserakahan korporasi dan individu yang kaya. Gandhi akan mendukung setiap sistem yang berupaya mengurangi kesenjangan kekayaan dan mengembalikan kekayaan kepada masyarakat melalui pajak yang lebih adil.
    • Non-kekerasan dalam Ekonomi: Gandhi percaya pada prinsip ahimsa, termasuk dalam konteks ekonomi. Baginya, sistem ekonomi yang adil harus bebas dari kekerasan eksploitasi dan ketidakadilan. AEOI, jika diterapkan secara adil, dapat membantu memastikan bahwa perusahaan besar dan individu kaya tidak mengeksploitasi celah pajak internasional untuk menghindari tanggung jawab mereka. Namun, Gandhi juga akan mengingatkan bahwa prosesnya harus transparan dan adil, sehingga tidak ada negara atau kelompok yang tertekan secara tidak proporsional.
    • Kemandirian Nasional: Meskipun Gandhi akan mendukung transparansi pajak, dia mungkin akan mempertanyakan bagaimana AEOI dapat mempengaruhi kedaulatan nasional. Sistem ini, dengan pengawasan internasional yang intensif, mungkin dianggap sebagai bentuk intervensi asing dalam urusan domestik, yang akan bertentangan dengan prinsip kemandirian (swadeshi) yang dianut Gandhi. Dia akan mendesak bahwa sistem apa pun harus menghormati hak negara untuk mengelola sumber daya mereka sendiri.

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
    Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun