Mohon tunggu...
NINA HUSNA
NINA HUSNA Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Gaya Bahasa pada Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata

15 Mei 2023   15:55 Diperbarui: 15 Mei 2023   16:05 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karya Sastra adalah karya yang bersifat imajinatif dan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Bahasa dalam karya sastra bersifat ambigu, asosiatif, ekspresif, konotatif, dan menunjukkan sikap penulis atau pembicaranya. Meskipun bersifat imajinatif, karya sastra diciptakan berdasarkan kenyataan, tetapi kenyataan yang ada dalam unsur karya sastra bukan kenyataan yang apa adanya.

Sastra merupakan wujud untuk mengembangkan gagasan dan imajinasi. Begitu banyak hasil dari karya sastra yang telah diciptakan oleh para pengarang baik yang terdahulu hingga saat ini, seperti syair, puisi, pantun, gurindam, novel dan masih banyak lagi yang lainnya. Novel merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk fiksi yang tidak terlepas dari uunsur intrinsik dan ekstrinsik. Selain itu dalam sebuah novel juga menggunakan bahasa dan gaya bahasa.

Novel Sebelas Patriot yang ditulis oleh Andrea Hirata merupakan hasil karyanya yang terbit pada tahun 2011 di Yogyakarta, cetakan ketujuh.novel ini mengisahkan tentang inspiratif cinta seorang anak, pengorbanan seorang ayah menjadi orang Indonesia dan kegigihan menggapai mimpi-mimpi. Mereka melawan belanda dengan semangat persatuan melalui sepak bola.

Beriku ini beberapa jenis gaya bahasa dari Novel Sebelas Patriot karya Andrea Hirata, diantaranya:

1. Gaya bahasa perumpamaan merupakan gaya bahasa perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berhubungan dan yang sengaja kita anggap sama. Dalam Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata ditemukan 26 kali penggunaan gaya bahasa perumpamaan, di antara kutipan penggunaan gaya bahasa sebagai berikut: "Dia melihat luncus seperti baru berjumpa lagi dengan saudara jauh yang telah puluhan tahun merantau" (Hal: 13).

2. Gaya bahasa metapora merupakan gaya bahasa perbandingan yang implisit di antara dua hal yang berbeda. Dalam Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata ditemukan 37 kali penggunaan gaya bahasa metafora. di antarakutipan penggunaan gaya bahasa sebagai berikut: "Yang membuat kisah hidupku tak ubahnya catatan kaki saja dibanding kisah hidup Ayahku" ( Hal: 4).

3. Gaya bahasa personifikasi merupakan gaya bahasa yang melekatkan sifat insani kepada benda yang tak bernyawa dan ide yang abstrak.Dalam Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata ditemukan 26 kali penggunaan gaya bahasa perumpamaan, di antara kutipan penggunaan gaya bahasa sebagai berikut: "Begitu saja gambaranku tentang Ayah, sampai ku temukan sebuah foto yang menjungkirbalikkan gambaran itu" (Hal: 4).

4. Gaya bahasa perifrasis merupakan gaya bahasa yang cukup mirip dengan pleonisme, dan kata yang berlebihan itu dapat diganti dengan satu kata saja. Dalam Novel Sebelas Patriot karya Andrea Hirata ditemukan 26 kali penggunaan gaya bahasa perumpamaan, diantara kutipan perifrasis gaya bahasa sebagai berikut: "Kami terperanjat, terjajar mundur, lalu merangkak terbirit-birit menuju lingkaran lelaki tadi, masing-masing menuju lelaki tertentu, Ayah-ayah kami" (Hal:2).

5. Gaya bahasa prolepsis merupakan gaya bahasa yang berwujud mempergunakan lebih dahulu satu atau beberapa kata sebelum gagasan atau peristiwa sebenarnya terjadi. Dalam Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata ditemukan dua kali penggunaan gaya bahasa prolepsis, di antara kutipan penggunaan gaya bahasa sebagai berikut: "Posisi tim parit yang telah berada di ambang kemenangan kompetisi menjadi kritis" (Hal: 21). "Karena kian hari aku kian yakin dapat mngeumpulkan uang 250 euro yang kuperlukan untuk membawa pulang kaus Luis Figo bertanda tangan asli untuk kupersembahkan pada ayahku. Teringat semua itu, kesusahan di Nou Camp tak ada artinya bagiku" (Hal: 82).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun