Mohon tunggu...
NinaFitriyanti
NinaFitriyanti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Teori Konsumsi

5 Oktober 2018   11:15 Diperbarui: 5 Oktober 2018   11:29 4041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

YL = pendapatan tenaga kerja

c = kecenderungan mengkonsumsi marjinal dari pendapatan tenaga kerja Selanjutnya Modigliani menganggap penting peranan kekayaan (assets) sebagai penentu tingkah laku konsumsi.

 Konsumsi akan meningkat apabila terjadi kenaikan nilai kekayaan seperti karena adanya inflasi maka nilai rumah dan tanah meningkat, karena adanya kenaikan harga surat-surat berharga, atau karena peningkatan dalam jumlah uang beredar.

Faktor -- faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi

Faktor -- faktor Ekonomi

1) Pendapatan rumah tangga (Household Income). Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin tinggi tingkat pendapatan, makin tinggi pula tingkat konsumsi. Karena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar. Atau mungkin juga pola hidup menjadi semakin konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang lebih baik.

 2) Kekayaan rumah tangga (Household Wealth). Tercakup dalam pengertian kekayaan rumah tangga adalah kekayaan riil (rumah, tanah dan mobil) dan finansial (deposito berjangka, saham dan surat-surat berharga). Kekayaan-kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan disposabel. Misalnya, bunga deposito yang diterima tiap bulan dan deviden yang diterima setiap tahun menambah pendapatan rumah tangga. Demikian juga dengan rumah, tanah dan mobil yang disewakan. Penghasilan-penghasilan tadi disebut sebagai penghasilan non upah. Sebagian dari tambahan penghasilan tersebut akan dipakai sebagai konsumsi dan tentunya hal ini akan meningkatkan pengeluaran konsumsi.

3) Jumlah barang-barang konsumsi tahan lama dalam masyarakat. Pengeluaran konsumsi masyarakat juga dipengaruhi oleh jumlah barang-barang konsumsi tahan lama (Consumers Durables). Pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi bisa bersifat positif dan negatif. Barang-barang yang tahan lama biasanya harganya mahal, yang untuk memperolehnya dibutuhkan waktu untuk menabung. Apabila membelinya secara tunai, maka sebelum membeli harus banyak menabung (konsumsi berkurang). Namun apabila membelinya dengan cara kredit, maka masa untuk menghemat adalah sesudah pembelian barang.

 4) Tingkat bunga (Interest Rate). Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi/mengerem keinginan konsumsi, baik dilihat dari sisi keluarga yang memiliki kelebihan uang maupun yang kekurangan uang. Dengan tingkat bunga yang tinggi, maka biaya ekonomi (opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan semakin mahal.

Bagi mereka yang ingin mengkonsumsi dengan berhutang dahulu, misalnya dengan meminjam dari bank atau menggunakan fasilitas kartu kredit, biaya bunga semakin mahal, sehingga lebih baik menunda/mengurangi konsumsi. Sama halnya dengan mereka yang memiliki banyak uang. Tingkat bunga yang tinggi menyebabkan menyimpan uang di bank terasa lebih menguntungkan ketimbang dihabiskan untuk konsumsi.

Jika  tingkat bunga rendah, maka yang terjadi adalah sebaliknya. Bagi keluarga kaya, menyimpan uang di bank menyebabkan ongkos menunda konsumsi terasa lebih besar. Sementara bagi keluarga yang kurang mampu, biaya meminjam yang menjadi lebih rendah akan meningkatkan keberanian dan gairah konsumsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun