Pengungkapan kasus ini menarik perhatian global hingga melibatkan INTERPOL dan CITES yang berkoordinasi dengan pihak berwenang Thailand untuk mempersempit kemungkinan jalur penyelundupan dan menangkap pelaku yang terlibat di tingkat global.. Forensik veteriner juga berperan penting dalam penyelidikan, para ahli forensik berupaya mengidentifikasi dan mengumpulkan bukti ilmiah terkait asal spesies dan status hukum tubuh harimau yang ditemukan. Ahli forensik menganalisis DNA harimau untuk diidentifikasi asal-usulnya, apakah termasuk hewan penangkaran atau satwa liar yang dilindungi. Pemeriksaan patologi dan toksinologi juga dilakukan untuk mengungkap penyebab kematian dan mencari tanda-tanda adanya luka akibat penyerangan fisik. Jika ditemukan tanda-tanda tersebut, itu akan memperkuat tuduhan perburuan ilegal. DNA yang diperoleh dari bagian tubuh harimau juga dapat digunakan untuk melacak jaringan perdagangan. Informasi terkait asal-usul harimau bisa mengarah pada siapa saja yang terlibat dalam perdagangan.
Setelah penyelidikan dan pengumpulan bukti dari forensik veteriner, dilakukan penahanan terhadap pelaku utama jaringan perdagangan oleh pihak berwenang Thailand. Forensik veteriner memainkan peran yang sangat penting dalam pelestarian satwa liar. Studi kasus seperti perdagangan ilegal kulit harimau menunjukkan betapa berharganya ilmu ini untuk mengungkap kejahatan, mendukung penegakkan hukum, dan melindungi spesies yang terancam punah. Dengan penerapan yang lebih luas dan spesifik, forensik veteriner dapat menjadi senjata utama untuk memerangi kejahatan satwa liar dan melestarikan biodiversitas dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H