Mohon tunggu...
Nina Amalia
Nina Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo! saya merupakan mahasiswi jurusan Ilmu Hubungan Internasional di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melalui profil ini, saya akan membagikan beberapa pendapat saya mengenai isu dan permasalahan di dunia!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Humble Hard Power: Indonesia dalam Menghadapi Isu Laut China Selatan

31 Mei 2024   23:41 Diperbarui: 1 Juni 2024   00:24 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Untuk itu, diperlukan bentuk baru dalam politik Indonesia untuk menghadapi isu Laut Cina Selatan. Teori konsep Humble Hard Power dikenalkan oleh Adam Nieves-Johnson pada tahun 2012 melalui bukunya yang berjudul, "A Bilateral Analysis of the South China Sea Dispute; China, the Phillippines, and the Scarborough Shoal". Adam menggambarkan konsep ini sebagai bentuk baru dari hard power dimana tidak menggunakan ancaman militer maupun diplomasi yang damai melainkan menggunakan berbagai jenis kekuatan yang lain demi mencapai tujuan tanpa menciptakan konflik internasional. Dalam konteks Laut Cina Selatan, hal ini berarti memfokuskan penggunaan kekuatan yang bukan militer seperti bantuan ekonomi, pembangunan teknologi, atau bahkan kemenangan dipersidangan internasional. [5]

 

Terdapat berbagai pilihan yang dapat digunakan Indonesia dalam menghadapi Cina menggunakan konsep Humble Hard Power untuk isu Laut Cina Selatan. Pertama, Indonesia dapat memperkuat jalur hukum dan mengirim tuntutan kepada majelis tertentu untuk membuktikan bahwa Cina tidak memiliki ha katas Kepulauan Natuna. Selain itu, opsi lain juga terbuka untuk Indonesia dengan mempererat diplomasi maupun kerja sama ekonomi dalam bidang lainnya dibandingkan harus selalu bersitegang terhadap isu perairan. [6] Bagaimanapun, baik Indonesia maupun negara-negara ASEAN lainnya perlu untuk memikirkan secara matang langkah apa yang seharusnya dapat diambil untuk mengatasi permasalahan ini tanpa harus menimbulkan konflik baru yang lebih buruk. 

 

DAFTAR PUSTAKA

Johnson, Adam Nieves, 2012. A Bilateral Analysis of the South China Sea Dispute: China, the Philippines, and the Scarborough Shoa. Miami: Florida International University.

Robertua, Verdinand, 2016. "Dinamika Konflik Laut Tiongko Selatan: Confi dence-Building Measures vs Hukum Internasional." Verity 232-252.

Rustandi, Commodore Agus, 2016. The South Cina Sea Dispute: Opportunities for ASEAN to enhance its policies in order to achieve resolution. Canberra: Center for Defence and Strategic Studies.

Shad, M. R., & Ahmed, S. (2017). Escalating Tensions in the South Cina Sea and Asia-Pacific Security. Pakistan Horizon, 70(1), 81--99. http://www.jstor.org/stable/44988300

Weatherbee, Donald, 2016. Re-Assessing Indonesia's Role in the South China Sea. Singapore: ISEAS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun