Mohon tunggu...
Nina Nina
Nina Nina Mohon Tunggu... lainnya -

Masih belajar memaknai kata Sabar dan Syukur. Tetap semangat !!!!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Fatin~Fatinistics Belajar Makna 30th Slank~Slankers

25 Juni 2013   23:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:25 2348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Slank merupakan grup musik negeri tercinta dan tidak ada duanya. 30 tahun usia perjalanan karier bermusik grup yang bermarkas di Gang Potlot ini adalah bukti nyata bahwa Legends Kaka, Bimbim, Ridho, Abdee, dan Ivan teramat kokoh menancapkan kakinya di industri musik. Slank merupakan pengusung bukan-mainstream . Slogan PLUR (Peace, Love, Unity, Respect) merupakan representasi kiprah mereka di republik ini.

Album Debut pertama Slank bertajuk 'suit suit...hehehe' released tujuh tahun setelah Slank terbentuk dan langsung memperoleh penghargaan BASF Award. Hingga tahun 2012 Slank telah released 19 album studio rekaman termasuk 3 album Internasional, dan 3 live album. Tidak terhitung penghargaan bergengsi yang diterima Slank, salah satunya adalah menjadi Icon MTV Indonesia tahun 2005. Jejak rekam karier bermusik Slank tergambar vivid dalam film berjudul Generasi Biru. Maestro Sineas Indonesia Garin Nugroho menggawangi  film yang bercerita tentang suka-duka perjalanan Slank selama 26 tahun berkiprah di blantika musik.

Slank adalah anomali di industri musik tanah air. Idealisme mereka tidak pernah goyah hanya karena iming-iming pangkat dan materi. Jika penyanyi atau grup musik lain mengikuti selera pasar atau kemauan label, maka Slank bertindak melawan arus pasar dan memiliki kemampuan untuk berkata tidak kepada label. Buah manis yang dipetik Slank saat ini merupakan hasil jerih payah untuk tetap konsisten di dunia musik.

Slank selalu berada di barisan depan dalam menyuarakan keprihatinan terhadap permasalahan akut di tanah air baik itu melalui lewat syair-syair lagu atau dukungan nyata. Tahun 2007, Slank ditahbiskan menjadi Duta Anti Korupsi  oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Sebagai warga Jakarta, Slank merupakan pendukung Jokowi sejak masa kampanye hingga Jokowi menjadi Gubernur DKI. Slank setuju untuk dijadikan Duta Buang Sampah Pada Tempatnya. Suatu ajakan sederhana yang bisa dilakukan oleh siapa saja, namun efek ajakan tersebut akan terimplementasi nyata jika yang menyuarakan adalah 'manusia-manusia berhati bersih' seperti Slank ini.

Sejarah perjalanan Slank selama 30 tahun tidak selamanya manis,  ada juga masa-masa pahit dan kelam. Kejenuhan bermusik, perbedaan pandang antar personel, masalah pribadi, juga mewarnai titian perjalanan Slank. Adalah Bunda Iffet, manajer Slank, yang memiliki porsi besar membimbing dan menarik Slank agar segera bangkit dari keterpurukan.

Selain Ibunda Bimbim tersebut, Slank-Lovers juga memiliki porsi besar dengan endless-support pada artis idola mereka, baik dimasa susah dan senang. Slankers terdiri dari beragam usia dan sangat heterogen. Tahap pertumbuhan hingga kedewasaan Slankers ikut terbangun selama 30 tahun, sama dengan usia idola mereka.  Hubungan Slank dan Slankers merupakan penerjemahan dari unconditional-love. Hubungan sangat harmonis tersebut dijembatani dengan indah oleh 'Sang Manajer' yang selalu memposisikan diri sebagai 'Ibu Bagi Slank dan Slankers'.

Adakah hubungannya antara Slank~Slankers dengan Fatin~Fatinistics?  Benang merah tersebut dimulai dari dukungan moril Kaka,' a little girl with a jilbab' disambung sautan Bimbim,'Fatin, jangan goyang, jangan buka jilbab'.  Ada banyak pembelajaran yang bisa dipetik dari Slank dan Slankers bagi Soloist-Fans newbie seperti  Fatin dan Fatinistics ini. Fatin bisa belajar dari sejarah perjalanan Slank selama tiga dasa warsa di blantika musik Indonesia. Pelajaran yang paling berharga adalah bagaimana Slank bisa bertahan lama di Industri musik Indonesia, konsisten hanya berkiprah di musik dan berada di satu lini musik, berani melawan arus pasar dan berani berkata 'tidak' pada Label.

Fatin bisa belajar pada 'keberanian Slank' dalam meneriakkan kebenaran dan kampanye melalui syair lagu melawan kesewenang-wenangan. Fatin bisa belajar dari 'Anomali Slank', bagaimana pekerja musik yang 'bukan mainstream' tersebut tetap eksis dan berakar kuat di Industri musik tanah air. Fatin bisa belajar dari 'Keperdulian Sosial Slank', yang selalu non-partisan dan mendukung gerakan-gerakan sehat yang jauh dari politik praktis. Fatin bisa belajar dari 'Nama Besar Slank', dengan nama dan ketenaran yang dimiliki, Slank mampu membawa perubahan-perubahan positif mulai dari lingkup kecil penggemarnya, masyarakat sekitar, hingga skala nasional.

Dari Hubungan 'Slank~Slankers' selama 30 tahun yang tetap langgeng, Fatin dan Fatinistic bisa belajar bagaimana menjaga harmoni hubungan antara Idol-Fans. Fatinistics bisa berkaca dari Slankers, bagaimana menjaga irama koloni fans yang heterogen namun mampu bertahan lama. Fatin-Lovers bisa belajar bagaimana caranya menurunkan kecintaan pada idola mereka bisa menular pada generasi selanjutnya.

Dalam perjalanan karier Slank, slogan dan praktek mereka dimulai dari 'say no to drugs, berlanjut pada kampanye 'say no to corruption, dan yang paling gress 'say no to throwing rubbish on the river'. Kampanye tersebut juga dilakukan oleh Slankers. Pada awalnya, Slankers melakukan hal tersebut sebagai bentuk kecintaan pada sang idola, namun lama-kelamaan Slankers merasakan bahwa memang seperti itulah seharusnya yang dilakukan demi kemanusiaan.

Fatinistics yang baru berusia 5 bulan juga tengah berusaha mencontoh perilaku baik Slankers. Sebagai pemula, tentu rencana jangka pendek yang terlaksana, seperti pembentukan Ketua Fatinistics (selamat kepada Bro @Shandycarito), dan pemilihan logo Fatinistics yang sepertinya mengarah concrete pada karya @Thoemills Lavioletta. Kedepannya mungkin Fatinistics bisa studi banding ke markas Slankers di Gang Potlot, untuk 'ngangsu kaweruh' bagaimana uji nyali dan resep rahasia kebersamaan mereka yang seia sekata dan bertahan tiga puluh tahun lamanya, juga nanti, esok, selamanya. Salam foyyaaa...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun