Mohon tunggu...
Nina Nina
Nina Nina Mohon Tunggu... lainnya -

Masih belajar memaknai kata Sabar dan Syukur. Tetap semangat !!!!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Fatinistics-pun Selalu Kejatuhan Buah Hikmah, Untuk Kesekian Kalinya

28 Mei 2013   21:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:53 1468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga setengah hari sudah panggung XFI ditutup. Kemenangan Fatin di ajang pencarian bakat paling fenomenal di tanah air ini merupakan hadiah terindah buat Fatinistics di dunia maya dan nyata. Ibarat musafir yang tengah melakukan perjalanan panjang di Gurun Sahara, kemenangan Fatin bagaikan bertemunya musafir dengan sumber mata air yang menyejukkan setelah melakukan safari di padang pasir.

Barisan kontra pun juga berkicauan riuh di dunia maya. Bahkan ada juga yang mempertanyakan tentang kredibilitas juri XFI, hingga salah seorang juri ADP angkat bicara di twitter dan mempertanyakan balik kredibilitas orang yang mempertanyakan hal tersebut. Tugas sukarelawan Fatinistics ternyata belum berakhir, bahkan mungkin tugas sukarelawan Fatinistics ini merupakan tugas sukarela yang tiada akhir.Dan Fatinistics pun tetap riang gembira dan sukarela mendukung idolanya tersebut sampai titian  terakhir.

Salah satu contoh panggilan tugas sukarela itu muncul dari tampilnya Fatin di ajang IMA Award 2013. Fatin yang tampil nyaris di penghujung acara menyanyikan tembang ciptaan Melly Guslaw berjudul Ada Apa Dengan Cinta (AADC). Fatin lupa sedikit lirik lagu dalam penampilannya di ajang tersebut. Dalam hitungan detik, langsung saja  kicauan Haters bersautan memperbincangkan hal tersebut. Haters-pun laksana memperoleh energi baru untuk menunaikan tugasnya untuk melakukan kritik tidak membangun pada juara XFI session 1 ini.

Musibah lupa lirik ini untuk kesekian kalinya membawa hikmah bagi Fatin-Lovers. Tanpa aba-aba dan tongkat komando, Fatinistics pun serentak berjibaku di markas-markas dunia twitter, FB, Google+, Youtube, dan Blog untuk meng-counter komentar Bukan Pecinta Fatin. Serangan Haters di berbagai media sosial tersebut rupanya menambah solid rasa kebersamaan Fatinistics yang selama ini berkoloni berdasarkan suara hati.

Banyak Fatinistics yang sudah tiarap pun kembali unjuk gigi menunjukkan support untuk anak muda ini. Ujian kesolid-an Fatinistics itu ternyata benar-benar dimulai setelah berakhirnya ajang XFI. Bagi Fatinistics, dukungan tanpa pamrih itu tidak akan ada kata kadaluwarsa. Jika sebelumnya dukungan sukarela itu dengan vote sms, membeli itune, dan RBT, dan begadang menjaga markas di socmed, maka dukungan lanjutannya adalah membeli album debut Fatin yang asli dan atau menonton konser-konsernya. Tidak ada niatan, motive, dan pamrih apapun untuk melakukan itu semua.

cinta Fatinistics itu buta, namun tidak membabi buta. Dan contoh ungkapan  cinta yang proporsional itu sekali lagi terlihat tadi malam. Tidak ada satupun Fatinistics yang membenarkan kejadian salah sedikit lirik tersebut. Pun juga alasan-alasan klasik seperti padatnya jadwal Fatin menjadikan suatu justifikasi yang memaklumkan hal tersebut. Sebagai Fatinistics, musibah Fatin di acara IMA awards tersebut merupakan bahan evaluasi agar kedepan penampilan Fatin menjadi lebih baik.

Fatinistics yang nyata inipun tanpa ba bi bu memberikan masukan dan saran positif bagi Sang Idola. Membenarkan suatu tindakan/peristiwa kesalahan yang telah disepakati secara umum memang tidak ada di kamus Fatinisics. Tetapi memberikan ruang seluas-luasnya bagi Fatin untuk berproses dalam menapaki kariernya di dunia tarik suara, itulah yang sedang dilakukan Fatinistics di dunia nyata dan maya. Profesi Fatin sebagai penyanyi baru ditahbiskan dalam hitungan hari selepas ajang XFI. Dan saat ini  Fatin sedang mempelajari arti profesional dan profesionalisme sekaligus mempraktekkannya dalam kehidupan sehari hari.

Selalu ada mutiara hikmah dari suatu musibah. Dari kesalahan salah lirik itu, Fatin pun telah belajar banyak. Fatinistics pun juga berproses dan belajar untuk tetap menjaga kebersamaan dan kekompakan. Fatinistics yang berumur 6 bulan itu kini sedang berlatih berdiri dan mencoba menapakkan kaki. Fatin denga profesi barunya sebagai 'penyanyi' juga sedang melakukan hal yang sama.

Proses untuk bisa berdiri, menapak, berjalan, jalan cepat, dan berlari itu pasti tidak berjalan mulus. Dalam proses tersebut pasti akan banyak kejadian terjatuh, lecet lecet, dan luka-luka. Kata 'menyerah' merupakan kata yang tidak ada dalam proses ini. Pun kata pepatah 'hanya keledai yang mengulang kesalahannya hingga dua kali' tidak berlaku lagi. Jika pepatah tersebut berlaku, maka dunia kita tidak akan terang oleh temuan Thomas Alfa Edison yang melakukan kesalahan bereksperimen  sebanyak 1000 kali sebelum menemukan formula yang tepat untuk menemukan lampu neon, dan 9.998 kesalahan sebelum akhirnya berhasil menemukan formula untuk menyalakan lampu pijar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun