“ Ibu akan membiarkan Rain pindah?”
“ Tentu saja. Sebagai seorang ibu, ibu menginginkan yang terbaik untuk kalian berdua. Walaupun itu berarti harus berpisah sementara waktu hingga kalian menggapai cita – cita.”
Rian lagi – lagi hanya terdiam mendengar pernyataan ibunya. Akhirnya ia beranjak ke kamarnya.
-Malamnya-
“ Rian mana bu?” tanya Rain mendapati ibu hanya berdua dengan ayahnya di meja makan.
“ Dia ada di kamarnya. Sejak pulang sekolah ia mengunci diri di kamar. Ibu khawatir, coba kamu bujuk dia untuk makan. Siapa tahu kalau kamu yang membujuknya, dia mau.”
Tok!Tok!Tok!
Rian bukan tidak mendengar ketukan di pintu, namun ia telah menduga bahwa Rain yang mengetuk. Lama di biarkannya Rain berdiri di balik pintu hingga tak terdengar lagi suara ketukannya. Akhirnya Rian meraih ponselnya.
“ Halo Pak, saya mau mencobanya, kapan waktunya?”
Rian berbicara di telpon dengan seseorang.
“ Baiklah, besok saya ambil formulirnya ke tempat bapak. Terima kasih pak.” Ujar Rian akhirnya seraya menutup telpon.