Mohon tunggu...
Nina Ayu Kumala Dewi
Nina Ayu Kumala Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Pamulang, Program Pendidikan Sastra Indonesia

Mahasiswi Universitas Pamulang, Prodi Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Masa Depan Literasi Jomplang

29 November 2020   21:09 Diperbarui: 29 November 2020   21:28 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bunga yang indah berasal dari pohon yang dirawat dengan baik dan bibit yang baik pula. Namun tidak semua bibit yang berkualitas bunganya akan mekar dengan sempurna, jika perawatannya saja tidak maksimal bahkan hanya akan membunuh bibit tersebut. Jika pun bunganya mekar, pasti tidak akan sebagus yang dirawat. Seperti itulah perumpamaan pemimpin masa depan.

Oleh karenanya menyiapkan generasi mendatang dengan sebaik-baiknya, pendidikan yang baik, Budi pekerti yang luhur serta dihiasi dengan pendidikan keagamaan adalah hal yang sangat penting untuk kita terapkan kepada anak-anak kita sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan.

Dalam kitab Tarbiyah al-Awlad fi Al-Islam, karya Abdullah Nashih Ulwan, dalam Alquran maupun hadis Nabi Muhammad SAW, telah diterangkan tentang tata cara mendidik anak bahkan sedini mungkin.

Dalam karyanya tersebut, Abdullah Nashih Ulwan menegaskan persyaratan pendidikan harus sejak dini. Semasa mengandung, ibu harus rajin mengajarkan akhlak yang positif. Ketika telah lahir ke dunia langkah pertama adalah melantunkan lafadz tauhid pada telinganya (Azan ditelinga sebelah kanan dan iqomah ditelinga sebelah kiri). Selain itu orang tua pun harus memberi nama yang baik untuk buah hatinya, melakukan aqiqah, mengkhitankan kemudian menyekolahkannya.

Hal ini merupakan manifestasi dan kepedulian terhadap anak sejak dalam kandungan hingga beranjak dewasa dan pendidikan baik ilmu duniawi maupun akhirat harus dilakukan dengan simultan dan berkesinambungan tanpa henti.

Setiap anak tentu akan meniru perilaku dan sikap yang orang tuanya lakukan, dan meniru apa-apa saja yang dilihatnya. Maka dari itu, melakukan hal-hal yang baik dan positif merupakan langkah awal untuk memberikan stimulasi terbaik kepada anak, baik untuk bersosialisasi dan mengenal lingkungan. Karena sejatinya buah yang jatuh tidak akan jauh dari pohonnya dan begitu juga kepribadian seorang anak tidak akan jauh dari kepribadian orang tuanya.

Jadi kita sebagai orang tua maupun guru atau dosen atau mahasiswa juga kakak kelas mesti berupaya agar anak-anak kita, anak didik kita, mahasiswa kita dan adik-adik kita mau untuk jatuh cinta lagi dan semakin mencintai literasi. 

Mereka harus terus dipupuk dengan begitu mereka akan tumbuh dan berkembang serta dapat terus menyebarkan minat yang sama di daerahnya masing-masing. 

Tidak lupa semangat dan kepercayaan diri juga perlu dijadikan sebagai asupan agar mereka mau cinta dengan literasi. Ada sebuah kutipan yang sangat penuh makna dan mendorong saya menulis artikel ini.

“Bangsa Indonesia tidak akan menjadi bangsa kelas teri jika dipenuhi kemampuan literasi. Sebab bangsa yang tingkat literasinya tinggi, akan menjadi bangsa yang disegani di dunia.” Seperti itulah kutipan Najwa Shihab.

Oleh : Nina Ayu Kumala Dewi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun