Mohon tunggu...
Deni Purnomo
Deni Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Abal-abal

Seorang pekerja yang berusaha menjadi mahasiswa disalah satu Universitas swasta di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Apa Itu NKRI Harga Mati?

13 Agustus 2019   00:13 Diperbarui: 24 Juni 2021   04:40 10956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apa Itu NKRI Harga Mati? | Sumber: Wikipedia

Ada yang bertanya suatu ketika, "Emangnya kalo NKRI HARGA MATI itu yang kaya gimana sih?" ketika saya memosting sebuah opini saya yang berjudul: NKRI, belum sesuai pandangan ulama?

NKRI harga mati adalah sebuah slogan yang sering digaungkan untuk menyatakan diri bahwa kita menyetujui dan mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan keempat pilarnya. Biasanya akan sering kita temukan istilah tersebut terucapkan dengan lantang dalam setiap yel-yel kegiatan kepramukaan, paskibra, atau kagiatan sebuah organisasi, di mana asas pembentukannya adalah sebuah wadah yang memupuk kecintaan kader atau anggotanya kepada tanah air. Seperti Badan-badan Otonom di bawah naungan Nahdlatul Ulama dan ormas-ormas moderat lainnya.

Baca juga: Pembangunan Kekuatan TNI Demi "NKRI Harga Mati"

Jika ditinjau dari ilmu bahasa, NKRI Harga Mati adalah sebuah istilah, dalam KBBI istilah berarti sebuah gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. 

Nah, jika dalam hal ini NKRI Harga Mati diucapkan sebagai wujud, maka posisinya adalah sebagai kata yang mengungkapkan makna keadaan, di mana ia berkerja sebagai frasa yang menyatakan keadaan individu yang mencintai dan menyetujui NKRI.

NKRI Harga Mati juga adalah sebuah gaya bahasa atau majas yang menyatakan sesuatu secara berlebihan, atau yang biasa disebut majas hiperbola. Di mana sesuatu yang berlebihan tersebut? Yaitu pada gabungan kata "Harga Mati".

Dalam Morfologi, Harga Mati adalah sebuah kata majemuk atau komposisi kata,  yaitu hasil dari proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas ataupun terikat. Sehingga terbentuk sebuah kontruksi yang memiliki identitas leksikal yang berbeda atau bisa disebut sebagai yang baru. Komposisi Harga Mati bermakna idiomatikal, artinya kontruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya. Bisa disebut multitafsir.

Baca juga: Memaknai Hari Raya Keagamaan dalam Sebuah NKRI yang Majemuk

Arti dari Harga Mati sendiri adalah sesuatu yang sudah final atau sudah tidak bisa diganggu-gugat, dengan kata lain sudah tetap. Bukankah, Mati adalah sesuatu yang pasti dan tidak bisa diubah ketika sudah waktunya?

Jadi, simpulannya, NKRI Harga Mati adalah sebuah penegasan bahwa kita setuju Negara Kesatuan Republik Indonesia telah final dan harus kita jaga serta melindungi kemerdekaan dan kedaulatannya.

Bagaimana jika ideologi kesatuan tersebut diubah dengan paham negara islam atau sejenisnya? Bisa dipastikan akan ada daerah yang menyatakan untuk memisahkan diri dari negara Indonesia.
Bukankah sangat disayangkan jika hal tersebut terjadi? Ingatlah kembali, bagaimana para raja terdahulu, serta para pejuang kemerdekaan memperjuangkan tanah dan negara ini?

Baca juga: Mencintai NKRI Bagian dari Syukur

Oleh sebab itu, NKRI harus Harga Mati, tidak bisa ditawar lagi. Maka upaya-upaya makar walaupun masih sekadar isu  dan katanya tetap harus kita waspadai. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?

Apapun tujuan dari pertanyaan itu, semoga tidak menjadikan persepsi kita sebagai warga negara Indonesia terhadap istilah-istilah kebhinnekaan dan kesatuan menjadi samar. Apalagi sebabnya karena ketidaksukaan atau kebencian terhadap suatu ormas atau Lembaga pemerintah, itu perlu dihindari. Jangan sampai ideologi bangsa yang ditanamkan oleh Lembaga Pendidikan sejak dini malah memudar sebab pemahaman yang tidak dilihat dari berbagai sudut pandang.

"Jika, kalian berkata, itu kata mayoritas Ulama. Maka saya bertanya, Ulama yang mana?"

Salam literasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun